Pada 12 Desember 2019 database tersebut kemudian dibagikan pada sebuah forum khusus peretas.
Sayangnya pada 14 Desember 2019, database tersebut telah menghilang, namun masih berada di sebuah forum khusus peretas.
Baca Juga: Lagi, Facebook Kecurian Data Rekening Milik 29 Ribu Karyawannya Sendiri
Bob menyebut sebagian besar dari 267 juta data yang bocor tersebut merupakan pengguna yang berasal dari Amerika Serikat.
Untuk menghindari kemungkinan terburuk, Comparitech menyebut bahwa pengguna Facebook harus mengganti pengaturan privasi dan mengubah beberapa data identitas.
Dalam analisisnya, Comparitech menyebut bahwa data tersebut diperoleh dari API Facebook yang tengah dikembangkan.
Facebook sendiri telah menghapus API terkait nomor telepon pasca kasus Cambridge Analytics.
Menanggapi temuan ini Faceook menyatakan akan memeriksa kasus kebocoran tersebut.
Facebook juga mengungkapkan bahwa database yang dicuri tersebut diduga merupakan data beberapa tahun silam.
(*)