Usut punya usut, kabar ini pertama kali menyebar lewat pesan berantai di aplikasi WhatsApp.
Baca Juga: Inilah 4 Ciri Berita Hoaks Menurut Kominfo, Jangan Mudah Terprovokasi
Tidak lama setelah kabar ini menghebohkan dunia maya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyatakan informasi itu merupakan kabar bohong alias hoaks.
BMKG tidak menemukan data kegempaan dalam data seismik yang ada di seputar lokasi. perubahan gelombang laut juga tidak ditemukan.
3. Air laut surut di Bali
Kabar hoaks ini beredar dalam bentuk Video pada pertengahan November 2019 kemarin.
Baca Juga: Kompas.com Ultah ke-24, #JernihUntukMelangkah di Tengah Banjir informasi dan Maraknya Hoaks
Narasi pada video itu menyebut kalau air laut di Kecamatan Seiit, Bali, sedang surut. Surutnya air laut bisa jadi awal terjadinya tsunami.
Bahkan di dalam video itu juga terdengar suara sirine dan suara seorang laki-laki yang menyebut kalau banyak warga yang sudah bergerak menuju dataran tinggi.
Badan Pelaksana Bencana Daerah (BPBD) Bali langsung menegaskan kalau video yang beredar itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca Juga: Hindari Dari Berita Hoax, WhatsApp dan NASSCOM Edukasi Warga India
Camat Seirit juga mengonfirmasi kalau semua hal yang terjadi di video yang beredar tidak benar sama sekali.