Hubungan Huawei dan Amerika Serikat (AS) merenggang setelah perusahaan asal China tersebut masuk dalam daftar hitam.
Pemerintahan Donald Trump membatasi Huawei untuk mendapatkan pasokan komponen dari AS.
Namun adanya pembatasan dari pemerintah AS justru membuat Huawei mendapat banyak simpati.
Bahkan kebijakan AS tersebut justru membangkitkan jiwa nasionalisme masyarakat China dan membuat vendor teknologi ini semakin berjaya di tanah kelahirannya.
Baca Juga: MIUI 11 Segera Tersedia di 12 Model Hape Xiaomi, Ini Daftar Lengkapnya
Melihat kondisi ini, pendiri sekaligus CEO Huawei Technology, Ren Zhengfei mengatakan dengan optimistis bahwa perusahaan yang ia dirikan tersebut bisa bertahan sekalipun tidak mengandalkan Amerika Serikat.
Ia juga mengatakan kecil kemungkinan pemerintah AS akan mengeluarkan nama Huawei dari daftar hitam, bahkan bisa saja nama Huawei akan berada dalam daftar tersebut selamanya.
"Kami bisa bertahan dengan sangat baik tanpa AS. Kami tidak melihat AS akan menghapus Huawei dari 'entity list', mereka juga mungkin akan membuat kami selamanya di dalam list karena kami baik-baik saja tanpa mereka," kata Ren.
Dikutip dari Phone Arena, Minggu (10/11/2019), Ren juga meyakini bahwa Huawei bukanlah bagian dari negosiasi perdagangan antara AS dan China.
Baca Juga: Penyesalan Hotman Paris Dulu Menolak Saat Ditawari Nadiem Makarim Untuk Investasi Awal di GoJek
Sebab menurut Ren, Huawei tidak memiliki urusan bisnis di AS.
"Tidak ada konfrontasi dengan AS," katanya. Nama Huawei masuk dalam daftar hitam perdagangan AS sejak bulan Mei lalu.