Follow Us

Kominfo dan Smartfren Ujicoba Teknologi 5G Untuk Industri

Wahyu Subyanto - Senin, 19 Agustus 2019 | 13:06
Ujicoba 5G Smartfren di Marunda, Jakarta Utara
Way

Ujicoba 5G Smartfren di Marunda, Jakarta Utara

Nextren.com – Seiring dengan dicanangkannya tema “Menuju Indonesia Unggul” dalam rangka HUT RI ke-74, Kementerian Kominfo RI bersama Smartfren dan ZTE, menunjukkan salah satu teknologi berbasis 5G yang dapat diterapkan bagi industri manufaktur.

Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi waktu, meminimalkan kecelakaan kerja, serta peningkatan akurasi serta kualitas produk.

Hal ini dilakukan Kominfo bersama Smartfren guna menunjukkan kesiapan dari sisi teknologi telekomunikasi untuk pencapaian “Menuju Indonesia Unggul”, lewat pencapaian kesuksesan peta jalan Indonesia 4.0.

Salah satunya dengan menghadirkan infrastruktur jaringan internet dengan bandwith besar, stabil, dan coverage luas.

“Kami melihat bahwa dalam mendukung tercapainya Indonesia Unggul, salah satunya dapat dicapai dengan kesuksesan program peta jalan Making Indonesia 4.0"

"Untuk itu peningkatan dari sisi telekomunikasi tidak dapat terpisahkan dan dapat dikatakan sebagai backbone utama untuk kesuksesannya."

"Mengapa demikian? Karena di era industri 4.0 semuanya akan berbasis digital. Salah satunya adalah human and machine interface,” ujar Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren, di pabrik minyak goreng dari grup Sinarmas, di Marunda, Jakarta Utara (19/8).

Teknologi yang ditunjukkan, adalah dengan memasang 360 camera, yang terkoneksi dengan jaringan 5G ke virtual reality headset, real time di jalur logistik pengiriman barang PT. Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (PT. SMART, Tbk).

Dari hasil pengujian teknologi 5G di frekuensi 28Ghz dan lebar 2x400 Mhz, maka didapat kecepatan max 4.7 Gbps.

“Bayangkan jika skala penerapannya lebih besar dan tidak hanya di sekitar lingkungan pabrik tetapi berbeda kota (Red: pabrik dan operator) maka operator tidak perlu berada di lokasi untuk melakukan fungsi pemantauan sehingga lebih efisien,” tambah Merza.

Jika operator menemukan adanya kesalahan sistem di jalur logistik dan pengiriman tersebut, operator dapat meluncurkan drone pemantauan untuk melihat lebih jelas dimana terjadinya masalah tanpa harus berada di lokasi dan menemukan penyelesaian atas masalah tersebut.

“Dengan demikian dapat meminimalisir kecelakaan kerja karena operator tidak perlu berada di lokasi tersebut,” pungkas Merza.

Editor : Wahyu Subyanto

Latest