Follow Us

Bikin Komik, Dicetak atau Disebar Gratis?

Yoga Hastyadi Widiartanto - Rabu, 02 Maret 2016 | 18:25
Komikus Faza Ibnu Ubaydillah Salman atau dikenal dengan panggilan Faza Meonk dalam acara bincang Peluang Bisnis Komik Digital, Selasa (1/3/2016).
Yoga Hastyadi Widiartanto/KOMPAS.com

Komikus Faza Ibnu Ubaydillah Salman atau dikenal dengan panggilan Faza Meonk dalam acara bincang Peluang Bisnis Komik Digital, Selasa (1/3/2016).

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekarang banyak sekali komik yang disebarkan gratis melalui media sosial, dengan kata lain menggunakan cara digital. Apa untungnya memakai cara seperti ini?Komikus Faza Ibnu Ubaydillah Salman, atau akrab disapa Faza Meonk, menceritakan ada dua kelebihan penyebaran karya di dunia digital. Pertama adalah soal jangkauan distribusi, kedua adalah soal kemudahan membangun branding.Mengenai distribusi ini, menurut Faza, komik digital bisa menyebar lebih jauh ketimbang bentuk fisiknya. Dengan media sosial saja, pengaksesnya bisa datang dari daerah mana pun."Untungnya digital itu dari segi distribusinya bisa menjangkau lebih jauh. Selain itu soal biaya juga lebih murah, malah bisa gratis," terangnya saat ditemui Nextren usai bincang Peluang Bisnis Komik Digital di Kampus Bina Nusantara, Selasa (2/3/2016).Soal branding atau memperkenalkan karya ke banyak orang, cara digital dinilai punya banyak keunggulan. Mulai dari gratisnya biaya memakai media sosial hingga efektivitasnya.Bila memakai metode cetak, branding komik akan lebih sulit. Karya yang sudah dicetak akan didistribusikan ke toko buku, dipajang di rak bersama dengan karya lain yang bisa jadi sedang naik daun.Misalnya karya tersebut dijajar dengan komik Naruto atau One Piece yang hype-nya lebih tinggi. Perhatian orang akan lebih dulu tersedot oleh komik yang lebih terkenal sehingga karya baru kurang terlihat."Dengan cara digital kita bisa bikin brand itu dulu dari nol, bikin orang kenal. Distribusinya juga lebih jauh dan murah sekali," terangnya.Faza sendiri kini terkenal sebagai pencipta komik "Si Juki". Dia memulai tokoh rekaan dan cerita-ceritanya itu menggunakan cara digital.Salah satunya adalah membuatnya dalam bentuk komik strip di Facebook atau mengunggah karyanya ke Twitter. Dari sana karya-karya tersebut menyebar dan dibaca oleh banyak orang.Jumlah orang yang membaca dan mengikuti akun tersebut pun semakin banyak. Pada titik inilah nantinya pencipta komik akan bisa memperoleh keuntungan dari dunia digital, misalnya melalui iklan.

Editor : Reza Wahyudi

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest