Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Media ternama di Amerika Serikat, The New York Times melakukan terobosan mengagumkan.
Demi menghalau berita-berita hoax, the New York Times menggunakan teknologi Blockchain.
Dijelaskan pada website barunya, News Provenance Project, The New York Times menggunakan teknologi Blockchain non-public Hyperledger Fabric.
Baca Juga: Mantan Pendiri Apple, Steve Wozniak Dirikan Perusahaan Blockchain
Proyek ini pertama kali diketahui oleh Coindesk saat The New York Times menggunggah lowongan pekerjaan dengan judul “Lead Blockchain Exploration”.
Unggahan lowongan tersebut kemudian dihapus dalam waktu singkat, namun kabar telah berhembus.
Kini, diungkap melalui News Provenance Project, tim R&D The New York Times bekerja sama dengan IBM Garage menggunakan Hyperledger Fabric untuk mengidentifikasi foto yang asli.
Lebih lanjut lagi, teknologi ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan informasi dan berita hoax yang dewasa ini menjadi momok bagi media manapun.
The New York Times bekerja sama dengan rekanan akan melakukan metode proof-of-concept sejak Juli sampai akhir 2019 untuk menemunkan cara yang tepat untuk mengidentifikasi file digital yang asli.
Proyek ini akan menyimpan ‘metadata kontekstual’ setiap berita pada blockchain, termasuk kapan dan di mana sebuah video atau foto diambil beserta semua informasi yang melekat.
Ide tersebut berangkat dari sebuah data dari berbagai platform yang dapat diakses dan terlihat oleh siapa saja.
Sebagai informasi, Hyperledger Fabric berbeda dengan proyek blockchain kebanyakan.
Baca Juga: PBB Bahas Gunakan Blockchain untuk Pengembangan Kawasan Afghanistan
Menggunakan ‘permission blockchain’, tidak sembarang orang memiliki akses untuk menulis data pada rantai blockchain tersebut.
Sedangkan pada proyek blockchain publik seperti TRON, Tokenomy, ataupun Ethereum, semua pengguna memiliki hak yang sama untuk menulis data dan mengutak-atik data tersebut.
Meski terlihat terututp Hyperledger Fabric tetap dapat membiarkan publik mengetahui setiap perubahan yang terjadi.
Mengutip Coindesk, The New York Times menggunakan proof of concept, artinya setiap data dibuktikan dengan data yang tervalidasi.
Bitcoin dan Ethreum sendiri menggunakan proof of work, artinya setiap data dibuktikan dengan pekerjaan (mining).
Ethereum kemudian beralih menggunakan proof of stake, melakukan validasi data dengan melihat jumlah persentase nilai blok sebelumnya.
(*)