Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Federal Trade Commission (FTC) atau komisi perdagangan Amerika Serikat memutuskan memberi denda pada Facebook sebesar $5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun.
Denda tersebut terkait kasus Cambridge Analytica yang membuat lebih dari 80 juta data pribadi pengguna Facebook disalahgunakan.
Jumlah denda ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah FTC.
Baca Juga: Semua Negara di Dunia Bingung Cara Menarik Pajak dari Google Facebook dkk
Rekor sebelumnya, pada 2012 FTC pernah memberi denda pada Google sebesar $22 juta atau sekitar Rp 307 miliar.
Kasus Cambridge Analytica terjadi pada 2018 silam dengan kebocoran data sebanyak 87 juta pengguna Facebook.
Kasus ini bahkan harus menyeret CEO Facebook, Mark Zuckerburg ke hadapan Senat Amerika Serikat.
Menariknya, jumlah denda Rp 70 triliun tersebut sudah diprediksi oleh Facebook dalam sebuah laporan kuartal pertama 2019.
The FTC just gave Facebook a Christmas present five months early.— David Cicilline (@davidcicilline) July 12, 2019
Pada laporan tersebut, Facebook menyiapkan dana mulai dari $3 miliar hingga $5 miliar untuk membayar denda FTC.
FTC memang kesulitan menentukan jumlah denda terkait kompleksnya kasus tersebut.
Baca Juga: Twitter & Facebook Tak Diundang ke KTT Medsos di Gedung Putih, Kenapa?
Namun, melihat persiapan Facebook, nampaknya jumlah tersebut bukanlah sesuatu yang sangat berat.
Terlebih melihat pemasukan Facebook pada kuartal pertama 2019 berjumlah $15,1 miliar, rasanya jumlah denda tersebut masih dapat ditangain Facebook.
Uniknya, mengutip cuitan jurnalis New York Times, Mikael Saac, saat Facebook mendapat denda tersebut, harga sahamnya menunjukkan kenaikan signifikan.
the fact that fb shares surged instead of sank on the FTC news is the story https://t.co/SztA1iAyOg pic.twitter.com/qDrzaR8J4QTak hanya Mikael, beberapa netizen juga menyebut keputusan tersebut terhitung ringan.— rat king (@MikeIsaac) July 12, 2019
it's frustrating that even for a company that has repeatedly demonstrated that it will prioritize profits over safety, legality, privacy, and god knows what else that the republican commissioners wouldn't agree to something more meaningful (ie, that the dems wouldn't dissent to).Terlebih, bila membandingkan dengan jumlah data rahasia pengguna yang tersebar jumlah tersebut cukup ringan.— Lindsey Barrett (@LAM_Barrett) July 12, 2019
Jadi, dengan uang Rp 70 triliun, sudah dapat mi instan berapa bungkus ya?
(*)