Follow Us

Liga Digital Nasional Ingin Genjot Pembuatan Aplikasi Lokal

Deliusno - Sabtu, 19 Desember 2015 | 12:01
Ilustrasi coding.
Cyberprogrammers.net

Ilustrasi coding.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia, Klik Indonesia, dan Teknopreneur Indonesia membentuk sebuah pertandingan bernama Liga Digital Nasional.Tujuan dari liga tersebut adalah untuk memunculkan aplikasi-aplikasi nasional unggulan yang selanjutnya bakal didorong untuk bersaing dengan produk global. Tujuan lainnya, memperkuat keberadaan ekosistem digital nasional."Liga ini memang dibentuk agar developer-developer lokal meningkat. Sehingga revenue masuknya ke developer lokal bukan ke developer global," ujar Sarwani Dwinanto, Kabid. Content & Ecosystem APJII, dalam keterangan pers yang Nextren terima, Sabtu (19/12/2015). Ia menambahkan, Liga ini memang ditujukan untuk aplikasi mobile, bukan desktop. Alasannya, saat ini peminat dunia mobile memang lebih tinggi ketimbang desktop. Menurut Adie Marzuki, CEO Teknopreneur Indonesia, Liga Digital akan memfasilitasi penyediaan platform bagi peserta, sehingga dapat membantu peserta di tahap awal masuk ke pasar. Liga digital juga akan memfasilitasi pemenang dengan pemberian kesempatan memperoleh publikasi luas, investasi, inkubasi bisnis, hingga pre-install di smartphone lokal. Liga Digital sendiri dibagi dalam lima kategori yaitu permainan, komunikasi atau sosmed, produktivitas, edukasi, dan lainnya.“Sebenarnya agar aplikasi lokal bisa diterima di pasar sendiri itu tergantung orang Indonesia mau atau tidak mau. Karena sebenarnya masyarakat Indonesia mampu membuat aplikasi yang sama bahkan aplikasi yang lebih canggih dibandingkan aplikasi asing yang sudah beredar dipasaran,” tutur Adie.Roadshow di YogyakartaUntuk memperkenalkan acara ini, khususnya di lingkungan developer Indonesia, pihak penyelenggara melakukan roadshow. Acara terbaru telah diadakan di Yogyakarta beberapa waktu lalu.Menurut Sarwani, pemilihan tempat tersebut karena Yogyakarta dianggap sudah mampu memproduksi aplikasi mobile.Apalagi kini, di Yogya Digital Valley sudah berkumpul sekitar 150 perusahaan dengan skala yang berbeda, dari hanya dua karyawan hingga ratusan.

Editor : Reza Wahyudi

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest