Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Diskon Palsu Merusak Kepercayaan pada E-commerce

Yoga Hastyadi Widiartanto - Minggu, 13 Desember 2015 | 11:02
Chairman IdEA Daniel Tumiwa
Yoga Hastyadi Widiartanto/KOMPAS.com

Chairman IdEA Daniel Tumiwa

Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) mestinya jadi ajang penjual online mempromosikan diri ke konsumennya. Sayangnya, ada saja oknum yang malah memanfaatkannya untuk memberi diskon palsu.Soal diskon palsu ini terlihat di sejumlah situs e-commerce, antara lain Lazada, Mataharimall, serta Bukalapak. Disebut palsu karena harga yang didiskon ternyata malah sama dengan harga normal, bahkan bisa lebih mahal.Bila ditelisik lebih teliti, memang di masing-masing situs itu masih banyak diskon lain yang wajar serta menguntungkan pembeli. Namun diskon palsu di situs belanja online, dikatakan oleh Chairman Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Daniel Tumiwa, berdampak negatif pada sentimen terhadap usaha e-commerce secara umum.Pasalnya selama ini e-commerce tumbuh di atas kepercayaan konsumen terhadap penjual online. Diskon palsu justru berpotensi membuat pelanggan kembali jadi ragu."(Diskon palsu) efeknya besar, yaitu kepercayaan jadi menurun. Padahal semua sama-sama lagi belajar (baik penjual maupun pembeli)," ujar Daniel dalam pesan singkatnya kepada Nextren, Sabtu (12/12/2015)."Beda situs beda harga, sah saja. Tapi kalau harga dinaikkan ke angka tidak wajar baru didiskon, itu merendahkan intelektualitas konsumen," tegasnya.Sebelumnya, pengguna layanan e-commerce menemukan adanya diskon palsu dengan harga yang tak wajar dalam masa promosi Harbolnas sejumlahsitus belanja online, dari tanggal 10 hingga 12 Desember 2015. Di Lazada misalnya, ditemukan popok bayi dengan harga asal Rp 130 juta lalu didiskon 100 persen menjadi Rp 93 ribuan.Mengingat kejadian ini, sebaiknya konsumen lebih teliti sebelum membeli suatu barang secara online. Pastikan sudah mengecek harga pasar dan memiliki informasi pembanding atau informasi resmi pemilik produk, ketika ingin mencari diskon.Buat kode etikDaniel turut menyebutkan bahwa idEA bakal membuat kode etik beriklan dan perilaku e-commerce. Hal tersebut diharapkan bisa mencegah terulangnya masalah diskon palsu."IdEA harus hati-hati karena ranah strategi pemasaran dan penjualan itu tidak disentuh oleh asosiasi. Tapi akibat dari kegiatannya (e-commerce) perlu kami ikuti dan perkenalkan standar," kata Daniel."Kami akan membuat kode etika beriklan dan berperilaku," tegasnya lagi.Terkait kejadian diskon palsu di Harbolnas 2015, Daniel menambahkan, asosiasi sudah meminta anggotanya untuk menyampaikan klarifikasi langsung ke pengguna dan media.Selain itu, dia berjanji akan terus memantau penanganan masing-masing anggota. Pasalnya, kejadian tersebut bisa membentuk sentimen negatif dalam diri pelanggan e-commerce.Sedangkan di sisi lain, saat ini banyak industri tersebut sedang didorong untuk tumbuh.Sekadar diketahui, tak seluruh anggota IdEA turut serta dalam ajang Harbolnas. Anggota yang turut serta dalam ajang tersebut antara lain adalah Bukalapak, Mataharimall, dan Lazada.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x