Follow Us

Mencari "Pak Lurah" di Silicon Valley

- Rabu, 25 November 2015 | 07:49
Para Indo Googlers menghadiri peresmian kerjasama Google Project Loon dengan Telkomse, XL Axiata dan Indosat (kini Indosat Ooredoo).
Wicak Hidayat/KompasTekno

Para Indo Googlers menghadiri peresmian kerjasama Google Project Loon dengan Telkomse, XL Axiata dan Indosat (kini Indosat Ooredoo).

Tulisan ini adalah bagian dari mini seri "Tiga Hari di Silicon Valley”, sebuah rangkaian tulisan yang mencoba mengurai beberapa pengalaman dan pelajaran dari kunjungan ke Google, sang raksasa Silicon Valley, yang mungkin bisa bermanfaat bagi kita semua."Pak Lurahnya mana nih?" demikian salah satu celetukan yang terdengar saat rombongan media dari Indonesia makan siang dengan beberapa Indo Googlers -- karyawan Google yang berasal dari Indonesia -- di kantor pusat Google, Mountain View, California.Pak Lurah adalah julukan mereka, entah resmi atau tidak, atas salah satu Indo Googlers yang telah bergabung paling lama dengan raksasa silicon valley itu. Nama aslinya, kalau tidak salah, adalah Dani.Mungkin karena dia salah satu yang awal, maka sering dianggap "membuka jalan" bagi Indo Googlers lainnya. Tapi lebih masuk akal lagi, julukan itu muncul karena "Pak Lurah" ini dikenal sebagai pribadi yang senang mengumpulkan Indo Googlers."Kami ada Indo Lunch, itu aja sih acaranya," ujar Budi, salah satu Indo Googlers yang terbilang senior.Memang, perkumpulan Indo Googlers itu bukan sebuah organisasi resmi. Selain tidak resmi, kegiatan mereka pun tidak terlalu banyak, karena masing-masing sibuk dengan bidang pekerjaannya masing-masing.Belum Tentu Saling KenalGoogle memang bukan perusahaan kecil lagi. Di kwartal kedua 2015 saja Google telah mencatatkan 57.100 karyawan di seluruh dunia.Di Silicon Valley, kantor Google pun tersebar dalam lokasi yang tidak bisa dibilang kecil. Seperti perusahaan lain, Google menyebut wilayah perkantorannya sebagai kampus, karena terdiri atas lokasi yang terpisah-pisah di beberapa gedung yang berbeda.Maka tidak aneh ketika para Indo Googlers yang berjumpa dengan awak media ternyata ada yang belum berkenalan satu sama lain.Tanpa bermaksud membuat stereotipe, kebanyakan Indo Googlers yang ditemui merupakan lulusan kampus di luar negeri. Bahkan, cukup banyak juga yang memang sebelumnya sudah bekerja di perusahaan lain di luar negeri.Apakah ini berarti lulusan kampus di Tanah Air tak akan bisa masuk Google? Entahlah. Tapi buktinya, Budi (yang disebut sebelumnya) sempat berkuliah di Universitas Tarumanegara. Atau, ada juga Felix Halim, yang lulusan Universitas Bina Nusantara."Intinya, kalau mau masuk Google. Ya harus apply lah. Lihat daftar lowongan yang ada itu apa, cari yang cocok dengan kamu, dan coba ajukan," kata Amanda Surya, juga salah satu Indo Googlers yang sudah terbilang lama.Dari tiga hari di kantor pusat Google, memang akhirnya kami tak sempat bertemu "Pak Lurah" yang dimaksud, ini karena yang bersangkutan ternyata ada urusan yang tak bisa dihindari.Kapan Pulang?Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika, saat mengunjungi kantor pusat Google X (dalam rangka kerjasama Project Loon) juga sempat berbincang sejenak dengan para Indo Googlers yang hadir.Namun pria yang akrab disapa Chief ini mengatakan belum mau -- atau belum berani -- mengajak Indo Googlers ini pulang ke Indonesia. Ekosistem startup digital di Indonesia, ujar Chief, harus diperbaiki dulu agar mereka juga berminat pulang kampung.Entah sedih atau tidak, namun memang banyak putra-putri Indonesia ketika sudah mendapatkan pekerjaan yang mapan di luar negeri akan memilih untuk menetap di sana dan menjadi warga negara. Pilihan yang pragmatis dan tak perlu dipandang negatif. Apalagi kalau mengingat di Indonesia (agaknya) belum banyak peluang yang serupa. Lagipula, cinta Tanah Air punya banyak wujud kok.Masih ada lagi oleh-oleh lain dari perjalanan singkat ke markas Google. Simak terus mini seri "3 Hari di Silicon Valley” untuk mengetahuinya.Penulis adalah Wicak Hidayat, jurnalis untuk Tekno Kompas.com & Nextren. Kepergiannya ke Silicon Valley adalah atas undangan Google Indonesia.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest