Tulisan ini adalah bagian dari mini seri "Tiga Hari di Silicon Valley”, sebuah rangkaian tulisan yang mencoba mengurai beberapa pengalaman dan pelajaran dari kunjungan ke Google, sang raksasa Silicon Valley, yang mungkin bisa bermanfaat bagi kita semua.Salah satu petinggi Google yang ditemui di markasnya, di Mountain View, California, adalah Caesar Sengupta, VP Product Management yang memimpin upaya bernama The Next Billion User Effort.“Secara umum, ada satu kesalahpahaman yang sering saya temui (tentang Google) dalam perjalanan saya keliling dunia,” tutur Caesar.Kesalahpahaman yang dimaksud, lanjutnya, adalah bahwa Google itu perusahaan search alias pencarian belaka. “Pencarian adalah bagian yang besar, dan sangat penting, dari Google. Tapi itu bagian dari rangkaian produk yang luas,” ujarnya.Menurut Caesar, Google adalah perusahaan platform. Mereka menciptakan berbagai platform tempat berkumpulnya pengguna, baik dari sisi developer (Android), pembuat konten (Google Search) atau pencipta video (YouTube).Namun, dari semua itu, ada sebuah “saus ajaib” yang dituangkan Google ke semua produknya. “Magic sauce kami, yang kami terapkan pada semua ini, adalah machine learning,” tutur Caesar.
Mesin yang Bisa Belajar SendiriMachine Learning adalah istilah yang cukup luas, karena merupakan sebuah sub-bidang dari ilmu komputer. Sederhananya, machine learning mencoba menjawab pertanyaan berikut ini: Bagaimana membuat sistem yang bisa belajar sendiri dan semakin lama semakin baik?Machine learning melibatkan hal-hal seperti pengenalan pola dan kecerdasan buatan. Algoritma dari sebuah machine learning idealnya bisa mengenali, menarik pelajaran dan melakukan prediksi atas data.Oke, daripada makin njlimet, seharusnya akan lebih mudah jika melihat penerapannya. Salah satu yang dicontohkan Caesar adalah di Google Photos.Pengguna Google Photos saat ini bisa mengunggah foto-fotonya tanpa batas. Dari koleksi foto di situ, secara otomatis akan terbentuk kategorisasi.Jika kamu memakai layanan ini, coba saja buka Google Photos dan lakukan pencarian. Salah satu yang segera muncul adalah kategori People yang secara otomatis mengumpulkan foto berdasarkan wajah seseorang.Makin “ajaib” lagi ketika kamu mencoba mengetikkan kata kunci pencarian tertentu (dalam Bahasa Inggris). Misalnya, masukkan kata kunci “red car” dan semua foto dengan gambar mobil berwarna merah bisa ditemukannya.Apa lagi yang dibicarakan Caesar dan petinggi Google lainnya? Bagaimana dengan Indonesia di mata Google? Simak terus dalam mini seri "3 Hari di Silicon Valley".Penulis adalah Wicak Hidayat, jurnalis untuk Tekno Kompas.com & Nextren. Kepergiannya ke Silicon Valley adalah atas undangan Google Indonesia.