Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Peneliti Dari China Ubah Gen Bayi Yang Baru Lahir, Dunia Medis Berang

David Novan Buana - Selasa, 27 November 2018 | 21:45
He Jiankui, peneliti dari China yang telah mengedit gen bayi untuk hindari serangan virus HIV.
Anchorage Daily News

He Jiankui, peneliti dari China yang telah mengedit gen bayi untuk hindari serangan virus HIV.

Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana

NexTren.com - Gen adalah blok pembangun yang menentukan manusia dan makhluk hidup lain, mulai dari warna kulit, bentuk badan, muka, organ tubuh, bahkan sampai sifatnya.

Mengubahnya adalah sesuatu yang tabu di dalam dunia kedokteran, karena hal tersebut memiliki resiko yang besar untuk individu yang diubah gennya.

Hal inilah yang justru dilakukan oleh seorang peneliti dari China, dengan mengubah gen bayi di dalam kandungan, dan bayi tersebut baru saja lahir.

Baca Juga : Facebook Patenkan Teknologi Untuk Susun Demografi Keluarga Pengguna

Menurut laporan yang didapatkan dariAssociated Press, peneliti dari China bernama He Jiankui dari Shenzen mengumumkan keberhasilannya dalam mengedit gen dari bayi.

Pengumuman yang mengejutkan tersebut dilakukan pada permulaan dimulainya konferensi tingkat tinggi kedua mengenaiHuman Genome Editing (Mengedit gen manusia) yang bertempat di Hong Kong.

Ironisnya, KTT tersebut bertujuan untuk membuat aturandan garis besar mengenai praktik, sains, etika, dan hukum ketika melakukan editing gen manusia; pengumuman tersebut malahan mencoreng semua yang dilakukan di KTT dengan melakukannya tanpa izin.

Bayi yang gennya diedit oleh peneliti tersebut berasal dari pasangan yang salah satunya terkena penyakit AIDS yang mematikan.

Untuk menghindari gen dari bayi mereka terkena AIDS melalui keturunan, maka gen CCR5 yang menjadi target dari virus HIV diubah supaya tahan serangan.

Mengubah gen tersebut tampaknya dilakukan dengan bantuan perangkat bioteknologi bernama CRISPR, yang mampu mengedit gen.

Walaupun terdengar mulia, tetapi yang dilakukannya melanggar kode etika dan juga dianggap berbahaya untuk hidup sang bayi.

Source :ARS Technica

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x