Follow Us

Apple Tak Mau Kurangi Enkripsi untuk Awasi Teroris

Fatimah Kartini Bohang - Senin, 23 November 2015 | 11:41
Setelah pria bersenjata itu pergi, perempuan yang dilaporkan berusia 40-an tahun tersebut bangkit lalu kabur.
YouTube

Setelah pria bersenjata itu pergi, perempuan yang dilaporkan berusia 40-an tahun tersebut bangkit lalu kabur.

Insiden Paris dua pekan lalu dikaitkan dengan sistem enkripsi pada produk-produk ciptaan perusahaan TI terkemuka (Apple, Google, Facebook, dkk).

Menurut pemerintah AS, sistem enkripsi rentan dijadikan celah bagi para teroris untuk berkoordinasi dan berkomunikasi guna melancarkan aksi terorisme.Untuk itu, pemerintah kembali menekan para perusahaan TI untuk melemahkan sistem enkripsinya, sebagaimana dilaporkan BGR dan dihimpun Nextren Senin (23/11/2015).

Atau lebih tepatnya, pemerintah meminta akses "mata-mata" untuk memantau jalur komunikasi semua warga negara. Agar, jika ada rencana penyerangan semisal di Paris, pemerintah bisa tahu lebih awal dan menyusun rencana pencegahan.

Hal ini buru-buru ditolak Apple cs. Tergabung dalam Information Technology Industry Council (ITIC), Apple cs mengirimkan pernyataan resmi terkait permintaan pemerintah melemahkan sistem enkripsi pada produk-produk mereka.

Menurut ITIC, melemahkan enkripsi sama saja dengan membuka celah bagi orang-orang jahat untuk melancarkan tindakan kriminal.

"Kami paham bahwa lembaga pemerintah ingin melindungi semua warga negara. Tapi melemahkan enkripsi atau membuka akses bagi orang baik (pemerintah) akan menimbulkan celah yang bisa dieksploitasi orang-orang jahat," begitu tertera pada pernyataan resmi ITIC.

Beberapa contoh eksploitasi yang dimaksud antara lain: peretasan akun bank untuk pencurian, pembajakan pesawat, serta peretasan sistem keamanan lainnya yang dapat berakibat fatal pada keamanan dan ekonomi suatu negara.

Diketahui, Apple, Google, Facebook, Microsoft, dkk selama ini berupaya menciptakan sistem enkripsi yang mumpuni untuk menjaga privasi pengguna. Pemerintah AS pun selama ini terus bernegosiasi untuk diberikan akses "mata-mata" ke jalur komunikasi warga negaranya.

Source : BGR

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

Latest