Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Buku Sejarah Islam Jadi Bacaan Wajib Pendiri Facebook

Fatimah Kartini Bohang - Kamis, 11 Juni 2015 | 14:57
Zuckerberg membaca buku sejarah Islam
BusinessInsider

Zuckerberg membaca buku sejarah Islam

Buku sejarah berjudul The Muqaddimah yang ditulis sejarawan Islam, Ibn Khaldun, pada tahun 1377 menjadi buku wajib yang akan dibaca CEO Facebook Mark Zuckerberg. Ya, membaca buku menjadi resolusi khusus Mark saat memasuki tahun 2015. Zuckerberg menargetkan membaca buku yang penting bagi masyarakat setiap dua minggu sekali. Setelahnya, ia ingin mendiskusikan buku yang dibaca kepada para pengguna Facebook.Buku berjudul TheMuqaddimah yang dipilih Zuk memiliki arti ''perkenalan''. Buku tersebut sebenarnya tak secara khusus membahas Islam. Buku ini bercerita tentang sejarah manusia dan alam semesta. Lebih luas, TheMuqaddimahberusaha menemukan elemen universal yang lebih logis dalam membahas perkembangan umat manusia.

Ilmu sejarah sang pengarang buku, Khaldun, yang revolusioner menobatkannya sebagai salah satu pemikir dasar sosiologi modern. Pada abad 20, sejarawan Inggris Arnold J menyebut TheMuqaddimahsebagai filosofi sejarah.

Zuckerberg pun mempunyai penilaian sendiri terkait TheMuqaddimah, yang ia lontarkan dalam Page Facebook pribadinya.Menurut dia, TheMuqaddimahmerupakan buku yang menawarkan ruang diskusi seluas-luasnya.

Katanya, ada banyak hal yang dulu diyakini benar. Namun, 700 tahun setelahnya hal tersebut terbukti salah seiring dengan perkembangan hidup khalayak bumi.

"Buku ini adalah sejarah dunia yang ditulis seorang intelek pada tahun 1300-an. Fokusnya pada proses masyarakat dan budaya mengalir, termasuk kreasi perkotaan, politik, perdagangan, dan ilmu pengetahuan," begitu tertulis dalam laman pribadi Zuckerberg, sebagaimana dikutip BusinessInsider dan dilansir KompasTekno, Senin (8/6/2015).

Zuckerberg menambahkan, apa yang dipahami sekarang akan menarik pada kemudian hari. Hal itu untuk melihat sampai kapan sesuatu dianggap benar hingga terbukti sebaliknya.

Sebab, sesungguhnya tak ada kebenaran yang absolut. Tak ada pula yang permanen, kecuali perubahan.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x