Follow Us

Dubsmash, Aplikasi Guyonan yang Dianggap Melanggar Hukum

Reska K. Nistanto - Kamis, 11 Juni 2015 | 11:49
Aplikasi Dubsmash
Pinterest

Aplikasi Dubsmash

Di antara kamu pasti pernah melihat postingan teman di Instagram, yang isinya video singkat teman kamu yang sedang bernyanyi lipsync, atau menirukan kalimat-kalimat lucu yang berasal dari potongan adegan film, sinetron, atau kalimat-kalimat melekat pada artis tertentu.Suara itu adalah suara asli penyanyi, namun video yang kamu lihat adalah video teman kamu yang gerak bibirnya menirukan ucapan tersebut.Kalau kamu bingung aplikasi apa yang dipakai untuk membuat video seperti itu, kami kasih tau jawabnya. Aplikasi yang dipakai bernama Dubsmash. Sebagian dari kamu mungkin juga sudah mengetahuinya karena Dubsmash memasang watermark Dubsmash.com di setiap video yang dibuat dengan aplikasinya.Namun tahu nggak, Dubsmash ini ternyata berawal dari aplikasi yang gagal, bahkan sampai dua kali gagalnya di toko aplikasi.Awalnya proyek yang gagalDubsmash yang banyak dipakai saat ini adalah versi ketiga yang dirilis oleh pengembangnya, yaitu trio Jonas Drüppel, Roland Grenke dan Daniel Taschik yang ketiganya adalah pengembang aplikasi dari Jerman.Mereka bertiga pada awalnya tidak bermaksud membuat aplikasi video lipsync, melainkan aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk membuat video musik sendiri bernama Starlize.Semuanya berawal pada tahun 2012 saat ketiganya bertemu di ajang hackathon yang diselenggarakan di Berlin, Jerman. Satu tahun kemudian, di pertengahan tahun 2013, mereka bertiga membuat perusahaan (Mobile Motion GmbH) yang membuat aplikasi video musik personal yang diberi nama Starlize tadi."Aplikasi itu (Starlize) sebenarnya mirip seperti Dubsmash karena menggunakan video user-generated dan suara dari sumber eksternal," demikian cerita Grenke seperti dikutip Nextren dari Tech Crunch, Rabu (10/5/2015)."Namun saat itu kami merasa aplikasinya terlalu rumit bagi pengguna awam," imbuhnya.Starlize pun berujung gagal. Aplikasi itu kurang diminati di platform iOS. Dari kegagalan itu, Grenke pun belajar bahwa orang-orang ternyata lebih senang berbagi video melalui cara yang lebih pribadi, atau berkirim video sebagai bagian dari percakapan. Selain itu, proses pembuatan video pun harus dibuat semudah dan secepat mungkin, dengan sedikit klik dan durasi video yang lebih pendek.Lalu, setelah rekan Grenke yang juga seorang co-founder menghadiahinya sebuah soundboard, ia pun menyadari bahwa suara yang disediakan di aplikasinya seharusnya tidak terbatas pada musik saja, melainkan semua jenis suara dan kutipan.Sukses di Android dan iOSGrenke dan kedua temannya pun membuat penyederhanaan terhadap Starlize, lalu lahirlah Dubsmash yang ternyata banyak diminati. Indikatornya, seminggu setelah resmi dirilis di toko aplikasi pada 19 November 2014, Dubsmash langsung menjadi aplikasi iOS nomor satu di Jerman. Kesuksesan itu terus menular di negara-negara lain."Waktu kami meluncurkan prototipenya di bulan Oktober pun sambutannya sudah positif, kami merasa telah membuat sesuatu yang berharga untuk banyak orang," ujar Grenke.

Aplikasi Dubsmash
Ist

Aplikasi Dubsmash

Setelah sukses di iOS, tim Dubsmash pun membuat versi Android-nya yang hingga kini telah menembus 50 juta kali download.Kepopuleran Dubsmash juga didorong oleh selebriti-selebriti Hollywood yang memakainya dan menyebarkannya melalui akun media sosial mereka. Sebut saja Kate upton, Khloe Kardashian, Hugh Jackman, Adam Levine, Ashley Benson, dan masih banyak lagi.Mereka-mereka yang sering mem-posting video Dubsmash 7 detikan, dan mendapatkan banyak pengikut pun mendapat julukan baru, Dubsmash celebrity.

Gambar guyonan tentang Dubsmash
memegenerator.net

Gambar guyonan tentang Dubsmash

Pun demikian dengan di Indonesia, Dubsmash juga populer berkat postingan-postingan selebriti di Instagram. Dubsmash memang tidak memiliki jejaring sosial sendiri. Video kreasinya baru bisa dibagi melalui WhatsApp, Facebook, Instagram, atau melalui pesan teks.Personalisasi agar "lebih Indonesia" pun bisa dilakukan, karena Dubsmash menambahkan fitur Soundboard di aplikasinya. Lewat fitur itu, orang bisa meng-upload rekaman suara apa saja, dan orang lain bisa mengikutinya (Subscribe).Tak ayal, pengguna Indonesia yang kreatif pun meng-upload suara-suara aneh dan lucu, mulai dari suara kentut, kekehan kuntilanak saat ketawa, suara nenek lampir, petikan dialog sinetron yang lebay, hingga dialog film-film jadul seperti film yang dibintangi Rhoma Irama dan sebagainya.

Kanal YouTube yang merekap postingan Dubsmash dari pengguna di Indonesia pun dibuat. Kamu bisa melihatnya kalau sedang tidak ada kerjaan, dijamin tertawa terpingkal-pingkal atau malah kagum melihat kreativitas yang bisa dilakukan dengan Dubsmash.Tuntutan hukumSeiring dengan kepopuleran Dubsmash, masalah pun seolah mengikutinya. Grenke dan kawan-kawan saat ini sedang berhadapan dengan tuntutan pelanggaran atas hak karya cipta dari musik-musik atau suara-suara yang dipakai Dubsmash.Namun, seorang pakar hukum hak karya cipta, Dr. Dariush Adli mengatakan kepada situs Complex bahwa Dubsmash tidak melanggar karena klip audio yang digunakan hanya sebagian kecilnya saja."Faktor lain yang menentukan adalah apakah hasil karya yang dipakai itu tetap atau berubah," ujarnya.Dalam kasus Dubsmash, aplikasi ini tidak menggunakan rekaman suara sepenuhnya, namun hanya kombinasi potongan-potongan bagian lagu saja."Dengan demikian ini masih bisa dianggap tidak melanggar dna boleh digunakan karena tidak menggunakan materi yang dilindungi secara utuh," katanya.Sementara co-founder Dubsmah Roland Grenke pun memilih pendekatan yang lebih persuasif. Ia berharap bahwa industri jangan melihat Dubsmash sebagai ancaman hak karya cipta, melainkan justru sebagai alat yang berpotensi untuk mendatangkan pemasukan.Namun Grenke juga mengatakan bahwa ia akan mengambil tindakan seperti menghapus dari database, jika ada komplain atas lagu atau suara yang dipakai Dubsmash.

Source : Tech Crunch

Editor : Reza Wahyudi

Baca Lainnya

Latest