Follow Us

Balon Google Adalah Bagian dari Ambisi Internet Indonesia

Dok Grid - Kamis, 29 Oktober 2015 | 15:43
Ilustrasi ekstensi Google Chrome untuk ChatGPT.
Gizbot

Ilustrasi ekstensi Google Chrome untuk ChatGPT.

Kesepakatan antara Google Project Loon dengan tiga operator utama Indonesia telah dilakukan. Tercakup dalam kesepakatan itu adalah uji coba balon Google di wilayah Indonesia mulai 2016.

Acara penandatanganan nota kesepahaman di Google X, Mountain View, Rabu (28/10/2015), dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani.

"Project Loon ini sebenarnya bagian dari ambisi Indonesia juga," ujar Rudiantara, seperti dilaporkan wartawan Nextren, Wicak Hidayat di lokasi acara peresmian kesepakatan Indonesia dan Google.

Ambisi yang dimaksud adalah untuk menghadirkan internet ke seluruh pelosok wilayah Indonesia.

Sejauh ini, ujar Rudiantara, masih belum terpikirkan bagaimana aspek komersial dari kerjasama ini di masa depan.

"Ini adalah keputusan strategis. Setidaknya, bagi para operator telekomunikasi di Indonesia harus menjadi bagian dari ini, paling tidak mengetahui aspek teknisnya," tuturnya.

Indonesia menjadi negara pertama yang akan mendapatkan uji coba Project Loon dalam skala besar. Sebelumya, uji coba skala kecil pernah dilakukan Google di beberapa negara.

Salah satu faktor yang menarik adalah jumlah penduduk yang belum terhubung dengan internet yang masih cukup banyak, di kisaran 100 juta. Selain itu, dari sisi wilayah, Indonesia juga dianggap cukup menantang.

Jadi mata-mata?

Kehadiran balon Google di wilayah udara Indonesia memunculkan kekhawatiran soal privasi data. Tapi Rudiantara mengatakan bahwa kekhawatiran semacam ini sebenarnya tidak perlu. "Nggak, nggak. Ini semua interkoneksinya ke operator kok di dalam negeri," ujarnya seusai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman di Google X, Mountain View, Rabu (28/10/2015).

Rudiantara juga mengatakan, semua yang dilakukan balon Google di Indonesia adalah di dalam koridor operasional operator telekomunikasi yang sudah ada.

Ia mencontohkan soal frekuensi. Balon-balon Google akan menggunakan frekuensi yang memang sudah dimiliki dan digunakan operator. "Tidak ada frekuensi baru. Tidak ada lisensi baru," ujarnya.

Ia mengakui, ada wacana penggunaan frekuensi 700 MHz untuk balon Google. Namun, ujarnya, hal itu harus menunggu penataan ulang frekuensi yang saat ini masih digunakan siaran televisi tersebut.

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest