Follow Us

Balon Internet Google Segera Masuk Indonesia

Yoga Hastyadi Widiartanto - Rabu, 21 Oktober 2015 | 15:58
Balon internet Google.
geek.com

Balon internet Google.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memastikan bahwa balon internet Google akan segera hadir di Indonesia. Kehadiran tersebut dengan catatan bahwa hanya sebatas uji coba saja."Sejauh ini pembahasan antara operator itu dan Google masih sebatas technical test saja karena memang belum jelas soal model bisnisnya. Selama masih uji coba, saya rasa tidak masalah," ujarnya saat ditemui Nextren di Gedung Kemenkominfo, Selasa (20/10/2015).Kendati menyebutkan ada pembahasan antara operator dengan Google, Rudiantara enggan menyebut lebih detil siapakah yang dimaksud. Dari sejumlah deskripsi singkatnya, terindikasi bahwa operator yang dimaksud adalah Telkomsel.Pria yang akrab disapa Chief RA itu mengatakan telah sempat bertemu Google perihal proyek balon internet. Dalam pertemuan, raksasa mesin pencari tersebut meminta izin untuk memakai frekuensi 900 MHz dan 700 MHz sebagai medium uji coba, namun ditolak."Mereka minta frekuensi 900 MHz, saya bilang habis dipakai tiga operator. Lalu minta 700 MHz, itu juga masih dipakai TV analog," terangnya."Saya tidak akan kasih lisensi ke mereka, jadi mereka mesti masuk melalui existing player. Kita tidak akan buka lisensi baru karena itu jadi tidak efisien. Saya tegaskan, mereka hanya sebatas uji coba saja," imbuh Chief RA.Balon internet Google selama ini dikenal sebagai Project Loon. Tujuan proyek ini untuk menghadirkan jaringan internet di lokasi terpencil dengan wahana balon yang berfungsi mirip satelit.Untuk menyediakan koneksi internet, biasanya Google bekerjasama dengan operator setempat yang memiliki jaringan 4G LTE, misalnya di Selandia Baru. Balon internet itu sudah mulai diuji sejak Juni 2013 lalu. Saat itu, ada sekitar 30 balon yang diluncurkan dari Selandia Baru dan memancarkan sinyal internet ke sejumlah penguji.Project Loon sendiri pernah terdeteksi melintas di atas wilayah Indonesia beberapa bulan lalu. Kala itu, lintasan balon tersebut bisa dilihat melalui layanan Flightradar 24 yang menyajikan data penerbangan dari seluruh dunia.Tertarik kalau masuk akal Dari sisi operator seluler, dalam diskusi bersama beberapa media massa, di Jakarta, Selasa (20/10/2015), CEO XL Axiata Dian Siswarini mengaku kemampuan Google Loon menyediakan akses internet di wilayah yang sulit terjangkau adalah hal menarik. "Kalau ada alternatif yang bisa memberi layanan di daerah yang under served. Kemudian alternatif itu juga lebih murah (dibanding cara teresterial), itu kan bagus," ujarnya. Menurut Dian, siapapun yang menghadirkan alternatif itu akan disambutnya dengan baik. Namun ia berharap secara ekonomis bisa masuk akal.Artinya, secara perhitungan biaya tidak boleh lebih mahal daripada menyediakan akses yang sama melalui jalur teresterial yang saat ini biasa dilakukan.Dian mengakui bahwa kondisi geografis Indonesia, dengan 13.000-an pulau, membuat penyediaan akses secara teresterial terbilang mahal di wilayah tertentu. Oleh karena itu memang dibutuhkan teknologi alternatif. Namun pihak XL Axiata tidak akan selalu ikut dengan skema alternatif yang ditawarkan pihak lain. Misalnya, ia mencontohkan, saat Facebook membawa program Internet.org. "Kalau seperti Internet.org-nya Facebook, yang menurut pandangan kami kurang mumpuni, ya kami nggak akan ikutan," tukasnya. Project Loon dikabarkan bakal menjadi salah satu poin pembahasan Jokowi dalam kunjungannya ke AS akhir Oktober 2015 ini. Kunjungan itu disebutkan bakal mencakup pertemuan dengan jawara internet Silicon Valley, seperti Facebook, Apple dan Google.

Editor : Oik Yusuf

Baca Lainnya

Latest