Chairman Kymco Group, Allen Ko Ungkap Tantangan Dalam Adopsi Motor Listrik

Kamis, 16 November 2023 | 15:30

Allen Ko, Chairman dari Kymco Group mengungkapkan tantangan dari adopsi motor listrik, khususnya di Indonesia

nextren.com - Dalam wawancara yang mengupas ekosistem motor listrik, Allen Ko, Chairman Kymco Group, membeberkan tantangan besar yang dihadapi dalam menggalakkan adopsi motor listrik, terutama seputar produk andalannya, IONEX.

Ko pertama-tama merayapi sejarah peluncuran IONEX lima atau enam tahun yang lalu, sekaligus merayakan keberhasilan Kymco sebagai perusahaan yang merilis sepeda motor listrik 25 tahun yang lalu.

Dengan keberhasilan dan pengalaman tersebut, Ko berhasil mengidentifikasi dua hambatan utama yang signifikan bagi konsumen, terutama di Indonesia, dalam mengadopsi sepeda motor listrik.

Apa yang ditawarkan IONEX menjadi solusi dari 2 permasalahan ini.

Tantangan Biaya

Menurut Ko, biaya adalah faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen.

Ketika dibandingkan dengan sepeda motor bensin, sepeda motor listrik terasa lebih mahal karena pembeli tidak hanya harus membeli kendaraannya, tetapi juga baterainya.

Baterai, yang membentuk sekitar 40% hingga 50% dari total harga sepeda motor listrik, menjadi hambatan yang signifikan.

Baterai Motor Listrik Ionex

Ko menjelaskan, "Ada dua tantangan besar bagi mereka yang ingin membeli sepeda motor listrik. Yang pertama adalah biaya. Ini cukup mahal karena ketika Anda membeli sepeda motor bensin, Anda hanya membeli sepeda motor, tanpa harus memikirkan bahan bakar selama bertahun-tahun."

"Tetapi ketika Anda membeli sepeda motor listrik, biasanya Anda harus membeli sepeda motor dan kemudian membeli baterai. Tetapi baterai berarti lima tahun bahan bakar, dan baterai sangat mahal. Jika Anda membayar $3.000 untuk sepeda motor listrik, mungkin $1.400 hingga $1.500 dari baterai, hampir 40% hingga 50% dari baterai". Ungkap Ko.

Baca Juga: Pacific Bike Luncurkan Motor dan Sepeda Listrik Baru di Jakarta Fair

Tantangan Pengisian Energi

Ko menyoroti tantangan kedua, yakni keterbatasan fasilitas pengisian daya.

Jika stasiun bensin mudah diakses untuk sepeda motor bensin, pemilik sepeda motor listrik sering kali menghadapi kesulitan menemukan tempat untuk mengisi daya, terutama bagi mereka yang tinggal di apartemen atau kota besar.

Menanggapi kedua hambatan tersebut, Ko membahas solusi melalui penggunaan jaringan pertukaran baterai.

Dia mengutip contoh di Taiwan di mana adopsi sepeda motor listrik melonjak setelah pesaing-pesaing mereka mendeploy stasiun pertukaran baterai.

Stasiun pengisian daya Ionex

Ko menyatakan, "Rintangan kedua adalah pengisian ulang energi. Untuk mengatasi ini, jaringan pertukaran baterai adalah kunci. Bagaimana cara mendeploy stasiun pertukaran baterai di berbagai tempat, terutama di kota-kota, agar orang dapat dengan mudah mendapatkan penggantian energi mereka."

"Tiba-tiba, dalam tiga, empat tahun, pangsa pasar meningkat dari nol menjadi 15% dari total pangsa pasar EV atau pertukaran baterai. Pertukaran baterai adalah perubahan permainan bagi adopsi EV orang" Katanya.

Terakhir, Ko menegaskan tekad Kymco dalam menghadapi tantangan ini, termasuk melalui solusi IONEX EV yang mereka tawarkan.

Dia juga mencatat bahwa Kymco telah berbicara dengan mitra potensial di Indonesia untuk mengembangkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.

"Saya pikir untuk Indonesia, cara untuk benar-benar mempromosikan kendaraan listrik adalah dengan mengatasi dua rintangan ini dari perspektif kami. Itulah sebabnya kami melakukan pengumuman ini dan kami memiliki solusi IONEX EV dan kami sebenarnya sudah berbicara dengan beberapa mitra potensial kami di Indonesia, kelompok besar, keluarga besar, semacam itu". Tutup Ko.

Baca Juga: Zero Pamer Motor Listrik Desain Balap Zero SR-X, Mirip Motor MotoGP?

(*)

Editor : Bagus Hernawan

Baca Lainnya