Nextren.grid.id - Beberapa hari ini ketegangan antara aplikasi media sosial TikTok dengan pemeriantah Amerika Serikat semakin memuncak.
Shou Chew, CEO TikTok, menegaskan bahwa harusnyasemua perangkat pemerintahdilarang memiliki aplikasi media sosial dalamkesaksiannya di depan Kongres AS pada hari Kamis, (24/2/2023)
Chew juga menyatakan bahwa kebijakan yang menargetkan TikTok tidak seharusnya hanya berlaku pada platform yang ia pimpin.
Aplikasi besutan bytedance ini telah menghadapi banyak kontroversi dan ketidakpercayaan di Amerika Serikat karena kekhawatiran bahwa Cina menggunakan aplikasi ini sebagai alat rahasia untuk memata-matai dan menyebarkan propaganda.
Dalam kongres tersebut anggota Komite Energi dan Perdagangan DPR AS memaksaChew memberikan kesaksiannya bahwa pemerintah Cina memiliki akses terhadap data pengguna.
Kendati demikian, ia secara konsisten membantah tuduhan bahwa TikTok merupakan ancaman keamanan nasional Negara Paman Sam itu.
Baca Juga: Semarakan Ramadhan, TikTok Galakan Kampanye #SerunyaBareng Kreator
Dalam kesaksiannya, Chew menegaskan bahwa tidak seharusnya ada perangkat pemerintah yang memiliki aplikasi media sosial, dan hal ini bukan hanya berlaku pada TikTok.
Pandangan ini tampaknya menunjukkan bahwa ia sepakat dengan banyak orang yang berpendapat bahwa aplikasi media sosial harus tetap menjadi platform yang netral, dan tidak dikuasai atau dimanipulasi oleh pemerintah mana pun.
Namun, dengan pernyataan Chew dan dukungan yang semakin kuat terhadap netralitas platform media sosial, hal ini mungkin tidak terjadi dalam waktu dekat.
Bagaimanapun, larangan terhadap TikTok kini tetap berlaku di beberapa institusi pemerintah dan militer Amerika Serikat.
Dengan lebih dari 150 juta pengguna di AS, banyak orang yang menunggu untuk melihat apakah pemerintahan Biden akan mengikuti jejak India yang benar-benar melarang aplikasi tersebut.
Dalam upaya untuk menenangkan kekhawatiran tentang keamanan data pengguna, TikTok telah menunjukkan transparansi dan keterbukaan yang lebih besar dalam kebijakan privasinya.
Baca Juga: Dua Negara Ini Bakal Ikutan AS Blokir TikTok di Pegawai Pemerintahan
Perusahaan ini juga berusaha untuk meningkatkan kerja sama dengan pemerintah Amerika Serikat dan menghilangkan keraguan yang masih ada tentang platform mereka.
Meskipun ada banyak ketidakpastian tentang masa depan TikTok, kejelasan Shou Chew dalam menegaskan bahwa tidak seharusnya ada perangkat pemerintah yang memiliki kontrol penuh atas platform media sosial perlu diacungi jempol.
Sehingga, hal ini dapat memperkuat pendapat bahwa aplikasi ini tetap menjadi milik masyarakat dan tidak akan menjadi alat propaganda pemerintah.
()