Nextren.com - Setahun belakangan kabar mengenai perusahaan teknologi yang melakukan pemberhentian hubungan kerja terus meruak.
Berbagai perusahaan teknologi besar seperti Meta telah melakukan PHK pada 11.000 karyawannya, kemudian baru baru ini di awal tahun 2023 perusahaan lainnya menyusul.
Ada Microsoft yang melakukan PHK kepada 10.000 karyawannya, serta Google yang PHK 12.000 karyawannya.
Menyusul perusahaan teknologi lainnya, Spotify, perusahaan teknologi yang menawarkan rekaman musik dan podcast dikabarkan juga akan melakukan PHK.
Tak jauh berbeda dengan perusahaan lainnya, Spotify juga harus melakukan PHK untuk mengurangi biaya operasional.
Dilansir dari hollywoodreporter, Paul Vogel, Kepala Keuangan Spotify, mengatakan harus melakukan PHK karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: Twitter PHK Karyawan Lagi, Elon Musk Langgar Janji Sendiri?
Spotify akan melakukan PHK secepatnya pada minggu ini, dan ini akan menambah daftar panjang perusahaan teknologi yang PHK.
Jika perusahaan lain melakukan PHK pada ribuan karyawannya, jumlah karyawan serta posisi apa yang akan dilakukan PHK Spotify belum diketahui secara spesifik.
Sejauh ini, menurut laporan pendapatan kuartal ketiga Spotify, jumlah karyawannya mencapai 9.800 karyawan.
Sinyal Spotify yang akan melakukan PHK sebelumny sudah mulai terkuak dari rencananya yang hendak mengurangi biaya karyawan.
Tak hanya itu, sebelum benar-benar melakukan PHK, Spotify juga telah mengurangi perekrutan sebesae 25% dan Spotify juga lebih hati-hati dalam melakukan perekrutan.
Baca Juga: Xiaomi Dilaporkan PHK Massal 5.000 Karyawan Mulai Akhir Tahun 2022
Ini bukanlah pertamakalinya Spotify melakukan PHK, sebelumnya Spotify pernah melakukan PHK kepada 38 staffnya pada bulan Oktober.
Saat itu Spotify PHK staf dari studio podcast Gimlet Media dan Parcast, perusahaan media digital dan jaringan podcast.
Kabar Spotify yang akan melakukan PHK ini merupakan kabar yang tidak menyenangkan, terlebih pada tahun 2019 Spotify melakukan investasi besar-besaran.
Pada tahun 2019 Spotify membuat komitmen besar, terutama untuk menyediakan layanan podcasting di platformnya.
Spotify telah menghabiskan lebih dari satu miliar dolar untuk jaringan podcast, membuat software, menyediakan layanan hosting, dan hak atas podcast-podcast popular.
Sayangnya ivestasi tersebut belum membuahkan hasilnya, Spotify justru mengalami penurunan nilai saham.
Saham Spotify anjlok hingga 66% pada tahun 2022 karena investor mempertanyakan kapan mereka akan mendapatkan keuntungan.