Nextren.com - Elon Musk biasanya enggan untuk mengakui bahwa perusahaannya sedang tidak baik-baik saja, ia selalu saja mengelak jika dikatakan bahwa Twitter sedang kacau.
Dilansir dari Gizchina, menurut sebuah laporan dikatakan bahwa pendapatan Twitter terus menurun setiap tahunnya hingga 40%.
Salah dampak signifikan yang membuat Twitter mengalami penuruan pendapatan adalah banyak pengiklan yang meninggalkan Twitter.
Para pengiklan tersebut meninggalkan Twitter bukan tanpa alasan, beberapa kebijakan Twitter membuat perusahaan besar ragu dengan kebijakan moderasi Twitter.
Ketidakpastiaan kebijakan moderasi tersebut membuat pengiklan enggan untuk menempatkan iklan di Twitter.
Baca Juga: Elon Musk Umumkan Turun dari CEO Twitter Usai Dipecat Netizen
Menurut laporan dari Reuters, Twitter kehilangan 14 pengiklan utama dari 30 perusahaan pengiklan di Twitter selama ini.
Memang tidak sampai setengahnya, namun pengiklan tersebut mampu membuat Twitter kehilangan pendapatan utamanya.
Beberapa pengiklan tersebut meninggalkan Twitter pada tanggal 27 Oktober, di hari dimana Elon Musk berhasil mengakuisisi Twitter.
Bahkan empat pengiklan memberhentikan sekitar 92%-98% porsi iklannya, mulai dari seminggu sebelum akuisisi tersebut berhasil hingga di penghujung akhir tahun 2022.
Dari keseluruhan pengiklan yang meninggalkan Twitter, total penurunannya mencapai 42% atau sekitar USD 53,8 juta pada bulan November dan Desember.
Baca Juga: Karyawan Space X Muak dan Berharap Elon Musk Terus Sibuk Urusi Twitter
Banyaknya kehilangan pendapatan tersebut, membuat Twitter saat ini dalam keadaan yang sulit.
Setelah Elon Musk mengambil alih Twitter, Twitter sejak saat itu kehilangan pendapatn USD 4 juta setiap harinya.
Namun itu bukan hanya menjadi satu-satunya beban Twitter, ada berbagai beban Twitter lainnnya yang harus di tanggung.
Twitter masih menanggung beban utang yang jauh lebih tinggi dalam kesepakatan akuisisinya kala itu, salah satunya masalah sewa kantor.
Maka tidak heran jika Elon Musk melakukan pemberhentian kerja sebanyak 3.800 karyawan saat ia resmi masuk di Twitter.
Pemberhentian kerja yang dilakukan, mampu memangkas pengeluaran Twitter sebanyak USD 950 juta.