Bunuh Bocah Akibat Tergiur Jual Ginjal, Pamer Kekayaan Picu Ingin Uang Cepat

Jumat, 13 Januari 2023 | 20:49

Yandex Browser yang menjadi pemicu karena memaparkan website jual beli organ tubuh manusia

Nextren.com - Minggu ini warganet gempar mendengar kabar ngeri, yaitu dua remaja di Kota Makassar berinisial AD (17) dan MF (14) menculik dan membunuh seorang anak berinisial MFS (11).

Jasad MFS ditemukan dalam kondisi kedua kaki dan tangan terikat serta terbungkus kantong plastik.

Kedua pelaku mengakui nekat menculik dan membunuh korban karena terobsesi oleh situs jual beli organ tubuh manusia yang bersedia membeli dengan harga mahal.

Menurut Kepala Polrestabes Makassar Kombes Polisi Budhi Haryanto (12/1), kasus pembunuhan bocah 11 tahun itu bukan jaringan atau sindikat penjualan organ tubuh.

Kedua pelaku melakukan pembunuhan setelah mencari di Google dan melihat situs web yang memajang informasi jual beli organ sel tubuh manusia dengan nilai jutaan dollar.

Baca Juga: Wanita Ini Sewa Pembunuh Bayaran di Deep Web untuk Bunuh Selingkuhan Bosnya, Ngeri!

Dalam pengakuannya, pelaku berniat mengambil ginjal bocah karena terpengaruh Yandex Browser.

Yandex memang termasuk situs yang bisa memberikan banyak informasi yang kontrol informasinya lebih loss dibandingkan situs pencarian lain.

Karena itu pengaksesnya memang perlu menyadari dan berhati-hati dengan konten tersebut.

Namun tidak berarti dengan membatasi akses Yandex bisa mencegah masalah ini.

Informasi sejenis yang kurang pantas dan berbahaya juga bisa dengan mudah didapatkan dari platform media sosial lain.

Menurut Alfons Tanujaya, pakar keamanan data dari Vaksin.com, kasus ini sebenarnya membuka mata kita kalau masyarakat kita, khususnya golongan millenial sekarang banyak yang tidak sabaran dan ingin semuanya serba instan tanpa usaha.

Mereka ingin tanpa kerja keras dan usaha bertahun-tahun bisa kaya, tanpa belajar dan latihan keras untuk bisa pintar.

Masih ingat kasus pertandingan Dewa Kipas dengan GM Irene? Sampai hari ini masih ada saja yang percaya kalau ada orang yang bisa jadi pecatur handal sekelas GM Catur, tanpa latihan dan usaha yang luar biasa keras, teratur dan terukur.

Padahal untuk memiliki kemampuan sekelas Grand Master, harus memiliki IQ yang tinggi dibarengi dengan latihan keras. Jadi modal IQ tinggi saja tanpa latihan keras saja tidak cukup untuk menjadi Grand Master.

Salah satu faktor penting yang berperan dalam identifikasi pelaku adalah adanya rekaman CCTV dan teman korban yang mengetahui kejadian tersebut.

Jadi peran teknologi seperti jaringan CCTV yang handal dan cakupannya luas bisa sangat membantu dalam penegakan hukum.

Selain itu masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar bahwa perdagangan organ adalah tindakan melanggar hukum dan melanggar hak asasi manusia.

Baca Juga: Sadis! Bocah 16 Tahun di India Bunuh Ibunya Gara-gara Diminta Berhenti Main Game PUBG

Di China, juga ada kasus seorang remaja menjual ginjalnya demi mendapatkan iPhone, lalu dia harus menghabiskan hidupnya seumur hidup di ranjang rumah sakit, karena satu ginjalnya rusak dan ia harus menjalani cuci darah seumur hidup.

Untuk mencegahnya, menurut Alfons, para pesohor dan public figur diharapkan mengerti akan dampak pamer kekayaan yang mereka lakukan, meskipun itu adalah haknya karena hasil usahanya yang halal.

Namun bagi masyarakat awam, hal itu akan memicu mereka untuk meniru gaya hidup hedonisme dan mencari cara instan.

Dalam skala yang berbeda, budaya serba instan ini juga tercermin dalam tingginya kasus millenial yang terjerat pinjol.

Maka masyarakat harus dididik agar bijak mengelola keuangannya dan jangan mengandalkan cara yang mudah untuk mencapai tujuannya, karena ujung-ujungnya akan berakhir pada tindakan melanggar hukum atau kriminal.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto