Nextren.com - Twitter saat ini lagi gencar-gencarnya merubah fitur-fitur Twitter, terlebih sejak Elon Musk berhasil mengakuisisi Twitter degan nilai USD 44 miliar.
Fitur-fitur yang diubah Twitter tersebut cukup krusial, misalnya seperti tweet dengan jumlah karakter 4000.
Kemudian Twitter juga akan ubah navigasi Tweet, Topik, dan Tren jadi di swipe atau menggeser untuk beralih.
Namun ditengah peluncuran fitur-fitur baru tersebut, Twitter justru tengah menghadapi gugatan karena menunggak biasa sewa kantor.
Sementara itu, Elon Musk tengah kecewa dengan firma hukum Perkins Coie atas kegagalan menangani kasus-kasus di Twitter.
Baca Juga: Twitter PHK Karyawan Lagi, Elon Musk Langgar Janji Sendiri?
Dilansir dari gadger360.com, CEO Twitter, Elon Musk menyewa firma hukum Perkins Coie untuk membela Twitter dalam gugatan federal California.
Namun sayangnya, Elon Musk mengatakan bahwa menyewa Perkins Coie adalah sebuah kesalahan yang tidak akan pernah ia lakukan lagi.
Artinya firma hukum Perkins Coie tidak akan dipercaya lagi oleh Twitter untuk menangani kasus-kasus lainnya yang dihadapi Twitter.
Meski telah menunjukan ketidaksenangan dengan Perkins Coie, pengacara dari Perkins Coie tetap hadir pada pengadilan.
Padahal sebelumnya, Elon Musk telah mengecam Perkins Coie melalui platform media sosial, termasuk tweet bulan lalu terkait pekerjaan masa lalunya.
Pada tanggal 8 Desember Elon Musk mencuitkan Tweet yang mengatakan tidak menggunakan firma hukum Perkins Coie sebagai penasihat hukum dan mendesak perusahaan lain untuk memboikotnya juga.
Pada tweet tersebut Elon Musk juga menyinggung pengacara Perkins Coie, Michael Sussmann, yang menjadi penasihat kampanye presiden Clinton 2016 saat berada di firma tersebut.
Elon Musk mengatakan bahwa Tidak ada perusahaan yang boleh menggunakan Perkins Coie sampai ia menebus upaya Sussmann untuk merusak pemilihan Presiden.
Elon Musk kecewa dengan firma hukum Perkins Coie atas gugatan San Francisco yang mengklaim bahwa Twitter dan pemerintah AS berkonspirasi untuk menyensor suara konservatif secara tidak sah dan mengganggu pemilihan Amerika.
Gugatan tersebut diajukan oleh Laura Loomer, seorang aktivis sayap kanan yang telah dilarang dari Twitter sejak tahun 2018.
Baca Juga: Twitter Memperluas Izin Iklan Politik, Pilpres 2024 Bisa Memanas Nih!
Melihat hal tersebut firma hukum Perkins Coie enggan menanggapinya, termasuk dengan apakah Perkins Coie akan tetap menjadi penasihat Twitter dengan kasus Twitter sebelumnya.
Diketahui, Perkins Coie menjadi penasihat Twitter setidaknya pada enam tuntutan hukum lain sebelum Twitter dimiliki Elon Musk.