Nextren.com- Perang teknologi Amerika vs China diprediksi akan terus berlanjut.
Seperti yang kita tahu, China tengah berada di bawah bayang-bayang pemblokiran Amerika Serikat untuk sejumlah pengembangan bisnis teknologi.
Sudah sekitar 3 tahun, Huawei yang merupakan perusahaan teknologi asal China masuk ke dalam daftar blacklist Amerika Serikat.
Alhasil, Huawei dan perusahaan asal China lainnya dilarang beroperasi hingga bekerja sama dengan perusahaan berlisensi Amerika Serikat.
Contohnya nyatanya saja adalah berhentinya kolaborasi antara Huawei dan TSMC sebagai perusahaan yang memproduksi chipset.
Baca Juga: Beberapa Universitas Di Amerika Serikat Blokir TikTok dari Jaringannya
Dan seorang pakar bernama Wei Shaojun pun menilai bahwa langkah China untuk bisa terlepas dari pemblokiran Amerika Serikat pun tidak berjalan sesuai rencana.
Dilansir dari Gizchina, Senin (2/1), Wei Shaojun, yang juga menjabat di Asosiasi Industri Semikonduktor China mengatakan kalau upaya negara berfokus pada kekurangan chipset adalah sesuatu yang tidak berhasil.
Ia menyebut bahwa China seharusnya membuat beberapa perubahan dan pendekatan untuk mengatasi pemblokiran Amerika Serikat.
Pakar tersebut mengimbau agar China menggunakan strategi baru dengan memanfaatkan sumber daya yang bisa menjadi keuntungan.
"Semakin kami mencoba untuk menutupi kekurangan kami, kami menjadi semakin pasif," ucap Wei.
Baca Juga: Kabur dari China, Apple Bakal Pakai Chipset TSMC 4nm Buatan Amerika
"Kita harus fokus bukan pada mengatasi kelemahan kita. Tetapi untuk meningkatkan kekuatan kami," lanjutnya.
China Harus Pakai Strategi Baru
Lebih lanjut, sebuah kabar dari Reuters pun menyatakan kalau China sudah menyiapkan sekitar 1 triliun Yuan.
Uang tersebut disinyalir akan digunakan selama lima tahun ke depan untuk pengembangan industri semikonduktor.
Tapi sayangnya, Wei mengonfirmasi kalau tidak ada yang membenarkan rencana seperti informasi yang beredar.
Baca Juga: Panas! Riot Games Tuntut NetEase karena Jiplak Game VALORANT
Hanya saja, Wei menegaskan bahwa China harus melakukan strategi yang berbeda untuk melawan Amerika Serikat.
"Rencana baru akan cukup kuat untuk bertahan setidaknya hingga 2035," jelas Wei, dikutip dari Gizchina.
Ia pun menyarankan agar industri China perlu menghasilkan fokus ke node proses yang lebih matang.
Rencana itu juga diharapkan dilihat China pada beberapa wilayah yang kurang sensitif terhadap aturan pembatasan ekspor dari Amerika Serikat.
- Baca Juga: Staf DPR AS Dilarang Punya Aplikasi TikTok di Perangkatnya
- Baca Juga: TSMC Resmi Memulai Produksi Massal Teknologi Chip 3nm, Semakin Canggih
"Apakah akan ada perubahan haluan (strategi Amerika Serikat)? Saya pribadi tifak memiliki harapan tinggi," lugas Wei.
(*)