Apa Benar Kendaraan Listrik Ramah Lingkungan Wujudkan Nol Emisi?

Rabu, 07 Desember 2022 | 17:00
Kompas Otomotif

PLN Sudah Siapkan Tiga Model Charger untuk Kendaraan Listrik

Nextren.com - Sepertinya sekarang-sekarang ini penggunaan kendaraan listrik sedang marak diusahakan berbagai brand otomotif dan tidak ketinggalan termasuk pemerintah Indonesia.

Hal tersebut terlihat dari Grab yang membuat program #LangkahHijau yang targetkan 1500 kendaraan listrik.

Bukan hanya grab berbagai brand seperti Jaguar, Hyundai, Xiaomi juga tengah memperkenalkan mobil listriknya.

Pemerintah Indonesia sepertinya juga tengah mempercepat transisi dari kendaraan meskin bakar ke listrik.

Bahkan pemerintah mewajibkan seluruh instansi pemerintah untuk menggunakan kendaraan listrik.

Tren mobil listrik ini bukan hanya sekedar menjual kecanggihan, tetapi kendaraan listrik juga digadang-gadang sebagai solusi masa depan dalam mengatasai masalah lingkungan.

Tak tanggun-tanggung, beberapa negara di dunia bahkan menargetkan penggunaan kendaraan listrik yang masif demi mencapai nol emisi.

Misalnya seperti California yang menargetkan tahun 2035 semua kendaraan menggunakan listrik.

Baca Juga: 4 Penyebab Harga Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Mahal

Untuk mencapai target tersebut banyak pertanyaan mengenai bagaimana pengisian baterai kendaraan listrik dan apakah benar kendaraan listrik lebih ramah lingkungan?

Apa Benar Kendaraan Listrik Lebih Ramah Lingkungan?

Dilansir dari The California Insider, Mark Mills seorang senior di Manhattan Institute serta senior di fakultas di Sekolah Teknik dan Sains Terapan McCormick, di Northwestern University mengatakan kendaraan listrik bukanlah solusi mencapai nol emisi.

Dalam sebuah wawancara ia mengatakan bahwa kendaraan listrik adalah skema yang konyol dalam mencapai nol emisi.

Ia memfokuskan masalah tersebut pada pembangunan infrastruktur kendaraan listrik yang justru dapat menghasilkan emisi lebih banyak lagi.

Alih-alih menyelesaikan masalah lingkungan dengan penggunaan kendaraan listik, produksi kendaraan listriknya sendiri justru menjadi masalah lingkungan baru yang mungkin sulit untuk diselesaikan di masa depan.

Mark Mills menyoroti terkait dengan bagaimana produksi penggunaan baterai kendaraan listik yang membutuhkan banyak mineral seperti litium, kobalt dan seng.

Produksi penggunaan baterai tersebutlah yang akan menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan.

Baca Juga: Startup Jebolan Harvard Temukan Teknologi Baterai Baru: Isi Daya Cuma 3 menit dan Tahan 20 tahun

Mark Mills membuat ilustrasi bagaimana produksi baterai kendaraan listrik akan menimbulkan masalah lingkungan.

Ia mengilustrasikan bahwa untuk membuat baterai kendaraan listrik perlu menggali sekitar 500.000 pon bahan mineral untuk membuat satu baterai seribu pon.

Kemudian dibutuhkan 100 hingga 300 barel minyak untuk memproduksi baterai yang dapat menampung satu barel.

Artinya akan ada peningkatan permintaan bahan mineral antara 400% dan 4.000%.

Dalam wawancara tersebut Mark Mills mengatakan bahwa kendaraan listrik bukanlah solusi mencapai nom emisi.

Ia mengatakan skema kendaraan listrik tidak akan menghilangkan emisi tetapi justru mengekspornya ke tempat lain.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber The California Insider