Nextren.com -Di penghujung tahun 2022, Meta mengalami tekanan yang besar dari segi keuangan perusahaan.
Meta tercatat mengalami laporan keuangan jeblok, ancaman ditinggal investor, hingga proyek Metaverse yang tak kunjung menunjukan progres berarti.
Hal ini membuat bos Meta Mark Zuckerberg harus mengambil keputusan berat dengan melakukan PHK massal 11.000 karyawannya.
Tekanan bertubi-tubi yang diterima oleh Mark Zuckerberg membuatnya dirumorkan akan mundur dari jabatannya sebagai CEO Meta.
Baca Juga: Meta Induk Facebook Akhiri Berbagai Pengembangan Perangkat Karena Tidak Ada Dana
Laporan The Leak pada 22 November lalu mengungkapkan bahwa Mark Zuckerberg akan meninggalkan kursinya di Meta mulai tahun 2023 mendatang.
The Leak mengaku laporan tersebut berasal dari sumber yang dekat dengan perusahaan.
"Sumber orang dalam kami mengetahui rencana di Meta, memberi tahu kami bahwa Zuckerberg akan mengundurkan diri tahun depan," tulis laporan tersebut.
Laporan ini mengklaim bahwa proyek multi-verse tak akan terpengaruh oleh mundurnya Mark Zuckerberg dari kursi CEO Meta.
Artinya, proyek miliaran dollar ini akan tetap dikembangkan sesuai roadmap yang telah ditentukan perusahaan.
Meski menjadi salah satu penyebab penurunan laba yang besar, Meta masih percaya bahwa Metaverse menjanjikan prospek yang menguntungkan di masa mendatang.
Baca Juga: Investasi Metaverse Bikin Meta Tekor, Terancam Jadi Proyek Gagal?
Tanggapan Meta Tentang Mundurnya Mark Zukerberg
Direktur Komunikasi Meta Andy Stone angkat bicara terkait rumor Mark Zuckerberg mundur dari jabatannya.Berbicara di Twitter, Andy Stonemengatakan bahwa rumor Mark Zuckerberg mundur tahun depan adalah sebuah kesalahan.
Ia membalas tweet dariakun Walter Bloomberg yang menyematkan artikel berita Mark Zuckerberg resign.
"Ini adalah sebuah kesalahan," tulis Andy Stone merujuk pada berita yang dibagikan oleh Walter Bloomberg.
This is false.Baca Juga: Keuangan Jeblok, Meta Dilaporkan Akan PHK Massal Ribuan Karyawan— Andy Stone (@andymstone) November 22, 2022
Blunder Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg mengakui bahwa ia telah melakukan kesalahan besar dari segi strategi dan operasional perusahaan Meta.Ia salahmemperkirakanakselerasi digital pasca pandemi yang diperkirakan akan meningkat, tapi pada realitanya menurun.
“Banyak orang menduga ini (peralihan ke sarana online) akan menjadi akselerasi permanen yang akan terus berlanjut, bahkan setelah pandemi berakhir,” pungkas Zuckerberg, sebagaimana dikutip KompasTekno dari blog resmi Meta, Kamis (10/11/2022).
Zuckerberg pun berpendapat sama. Itulah alasan Meta sangat gencar berinvestasi pada setiap fitur dan produk yang diluncurkan.
Akan tetapi, kenyataan yang kini dihadapi berbanding terbalik.
Perusahaan justru mengalami penurunan ekonomi makro, persaingan antar-kompetitor yang semakin kuat, dan kehilangan iklan.
Sehingga, masalah tersebut membuat pendapatan perusahaan semakin anjlok dan jauh dari yang diharapkan.
"Saya keliru dan saya bertanggung jawab akan hal itu," imbuh Zuckerberg.
Karena kondisi tersebut, Meta mengetatkan penggunaan modal agar lebih efisien yaitu dengan mengalihkannya ke sektor prioritas seperti iklan dan platform bisnis Meta, metaverse serta kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain perusahaan memangkas anggaran perusahaan, mengurangi tunjangan hingga merestrukturisasi karyawan.
(*)