Viral! Bos Diduga Pakai KTP Karyawan untuk Ajukan Pinjol 500 Juta

Rabu, 23 November 2022 | 11:08
Shutterstock/Joyseulay

Ilustrasi pinjaman online

Nextren.com -Perlindungan data pribadi karyawan harusnya menjadi prioritas bagi perusahaan.

Perusahaan atau penyelenggara kerja seharusnya mempunyai sistem yang baik dalam mengelola data karyawan.

Hal ini ditujukan agar data pribadi karyawan tak disalahgunakan oleh oknum tak bertanggung jawab seperti yang dikeluhkan oleh netizen Twitter baru-baru ini.

Baca Juga: Video TikTok Susah FYP dan Viral, Benarkah Ada Shadow Ban di TikTok?

Dalam sebuah unggahan base Twitter @worksfess, akun yang tak dikenali identitasnya mengunggah screenshot status Facebook yang curhat mengenai gagal bayar pinjaman online.

"Semoga kita dijauhkan dari bos yang begini," tulis akun base worksfess.

Tweet tersebut dilengkapi dengan screenshot dari curhatan seorang bos yang mengaku menggunakan KTP karyawannya untuk mengajukan pinjaman online.

Berikut isi status Facebook yang tertera dalam screenshot tersebut.

"Kalau gagal bayar Spinjam 500 juta gimana ke depannya? Klau Slik/BI checking pasti terproses.

Tapi KTP yang tercantum bukan saya tetapi anak buah saya dan alamat toko berbeda daerah. Dan yang punya KTP tersebut tidak mengetahui pinjaman tersebut dan tidak menikmati pencairan sepeserpun.

Sok masukannya."

Baca Juga: Begini Modus Bisnis Online via Pinjol yang Menjerat Ratusan Mahasiswa IPB, Kerugian Rp 2,1 Miliar

Dalam unggahan tersebut, pengunggah status mencantumkan screenshot Spinjam yang telah jatuh tempo pada 05 November 2022.

Tak main-main, besara limit kredit yang didapat tertera Rp 1 miliar dan pembayaran yang harus dilunasi adalah Rp 446,5 juta.

screenshot
screenshot

Screenshot curhatan seorang bos yang menggunakan data karyawan untuk pinjol

Baca Juga: Pinjaman Online BRI Hingga Rp 20 Juta Ini Cair Dalam 15 Menit, Hindari Pinjol Ilegal!

Perlu diketahui, tim Nextrenbelum bisa melakukan verifikasi screenshot tersebut karena naman akun pengguna tak ditampilkan.

Terlepas dari itu, kasus ini memberi pelajaran kepada kita bahwa perlindungan data pribadi merupakan sebuah prioritas.

Pastikan data pribadi kamu berada di pihak yang tepat, termasuk perusahaan tempat kamu bekerja.

Ada baiknya juga untuk memberi watermark di data identitas. Misalnya, watermark yang menuliskan kegunaan dari data tersebut.

Jika diminta foto bersama KTP, pastikan kamu memberi watermark yang bertuliskan "data ini untuk keperluan..." agar tidak disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto