Diserbu Ratusan Drone Buatan Iran, Ukraina Kehabisan Senjata Pertahanan Udara

Selasa, 08 November 2022 | 20:56
specialforces

Drone Shahed-136 buatan Iran yang menyerbu Ukraina

Nextren.com - Rusia telah membombardir Ukraina selama beberapa pekan terakhir dengan banyak drone pasokan Iran yang menghancurkan infrastruktur energi Ukraina.

Maka Ukraina bisa kehabisan senjata pertahanan udara sehingga butuh bantuan mendesak dari Barat untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia, menurut para analis di Royal United Services Institute (RUSI).

“Barat harus menghindari rasa puas diri dan segera meningkatkan kapasitas pertahanan udara Ukraina,” kata think tank pertahanan dan keamanan RUSI hari ini, Senin (7/11/2022), dilansir dari CNBC.

Sementara itu, Rusia dan Iran membantah bersepakat untuk memasok senjata ke Rusia.

Untuk pertama kalinya Sabtu (5/11/2022), pemerintah Iran mengakui telah mengirim sejumlah drone ke Rusia, namun bersikeras telah dilakukan sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Baca Juga: Jenderal Tertinggi AS Minta Perwira Muda Bersiap untuk Perang Robot dan Drone

Klaim itu ditolak Utusan Khusus AS untuk Iran, Robert Malley, yang mengatakan bahwa Iran memasok drone ke Rusia pada musim panas lalu.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa rezim Iran membantu Rusia memperpanjang perang.

“Jika bukan karena pasokan senjata Iran kepada agresor, maka kami akan lebih dekat dengan perdamaian sekarang,” ujar Zelenskyy.

Zelenskyy juga mengingatkan bahwa Rusia butuh rudal Iran untuk mengulang serangan massal terhadap infrastruktur Ukraina.

Maka Ukraina terus memohon lebih banyak senjata pertahanan udara dari negara Barat, untuk membantunya memerangi serangan drone dan rudal Rusia.

Ukraina disebut butuh bantuan mendesak untuk memastikan "Kyiv dapat melawan pendekatan terbaru Moskow terhadap perang udara di Ukraina."

Sebelumnya, Rusia telah mengerahkan ratusan drone pembawa bahan peledak buatan Iran yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina, sehingga membuat ratusan ribu orang kekurangan air dan listrik.

Sebenarnya rudal bertenaga baling-baling berbentuk drone ini, murah untuk dibeli.

Harganya sekitar 20 ribu dolar AS per unit (Rp 314 juta), jauh lebih murah dibandingkan rudal jelajah yang biayanya hingga jutaan dolar.

Namun drone buatan Iran ini tidak bisa bermanuver canggih dan hanya bermuatan sedikit bahan peledak kecil. Namun, drone ini bisa dikirim sebagai "gerombolan" yang berkeliaran di atas target dan lebih sulit dideteksi sistem radar.

Baca Juga: Kekuatan Perang Rusia Ditopang Drone Militer Shahed-136 Iran : Kecil Lincah dan Sulit Dideteksi Radar

Kebutuhan senjata Ukraina

Menurut RUSI, Ukraina dalam jangka pendek butuh banyak sistem pertahanan udara man-portable, bernama "MANPADS", serta senjata anti-pesawat berpemandu radar, seperti Gepard.

"Senjata itu akan meningkatkan kemampuannya dalam mencegat Shahed-136 serta melindungi infrastruktur listrik yang tersisa dan memperbaiki fasilitas yang rusak,” tambah para analis.

“Dalam jangka menengah, Ukraina butuh cara hemat biaya untuk mempertahankan diri melawan Shahed-136,” kata mereka.

Angkatan Udara Ukraina disebut butuh jet tempur dan rudal Barat modern untuk melawan pasukan udara Rusia.

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya