Kekuatan Perang Rusia Ditopang Drone Militer Shahed-136 Iran : Kecil Lincah dan Sulit Dideteksi Radar

Senin, 19 September 2022 | 18:35
specialforces

Ilustrasi Drone Shahed-136

Nextren.com - Sudah bukan rahasia lagi, bahwa kekuatan Kiev dalam perang Rusia Ukraina adalah berkat bantuan senjata canggih dari AS dan negara-negara NATO.

Karena itu Kiev mampu bertahan bahkan mendesak pasukan Rusia di wilayah tertentu, dalam perang Rusia Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari lalu.

Nah kalau Ukraina menerima bantuan senjata dari Amerika Serikat dan negara NATO, bagaimana dengan Rusia?

Ternyata Rusia tidak sendiri, karena mendapatkan pasokan senjata mematikan dari Iran, yaitu Drone Shahed-136.

Senjata Iran yang dikirim ke Rusia itu awalnya diremehkan oleh Amerika Serikat dan negara Barat lainnya.

Namun nyatanya Drone Shahed-136 itu mampu menghancurkan wilayah Ukraina, termasuk menghancurkan senjata-senjata canggih dari Amerika.

Baca Juga: Rusia Beli Drone Iran Serta Jutaan Roket dan Peluru Artileri ke Korea Utara

Awalnya, media Barat dan pengamat militer meragukan drone buatan Iran yang dianggap tidak teruji, tak mumpuni, dan ketinggalan zaman teknologinya untuk melawan pertahanan Ukraina.

Ditambah lagi banyak berita-berita yang bersumber dari pihak militer Ukraina yang mengklaim sukses menjatuhkan drone buatan negara Persia itu.

Separah itukah kualitas drone buatan Iran?

Ternyata apa yang dipublish dalam laporan situs Wall Street Journal justru berbicara sebaliknya.

Mengutip pernyataan komandan Ukraina dalam laporan itu, serangan Rusia lewat drone Iran telah menimbulkan kerusakan serius pada pasukan Ukraina dalam skala luas.

"Selama seminggu terakhir, drone sayap delta Shahed-136, dicat ulang dengan warna Rusia dan diganti namanya menjadi Geranium 2."

"Drone itu mulai muncul di atas posisi kendaraan lapis baja dan artileri Ukraina di wilayah timur laut Kharkiv," kata Kolonel Rodion Kulagin, Komandan Brigade Artileri Mekanik ke-92 Ukraina.

Di wilayah operasional brigade Kulagin, drone Iran biasanya terbang berpasangan lalu kemudian menghantam target mereka,

Menurut Kulagin, drone Iran telah menghancurkan dua senjata howitzer self-propelled 152 mm, dua howitzer self-propelled 122 mm, serta dua kendaraan infanteri lapis baja BTR.

Sebelum dipakai dalam skala besar, drone Iran itu telah diuji Rusia bulan lalu, untuk menyerang howitzer penarik M777 155-mm yang dipasok AS.

Sebagian besar drone Iran tampaknya dikerahkan dari wilayah Kharkiv, kawasan yang baru saja jadi titik serangan besar-besaran Brigade ke-92 dan pasukan Ukraina lainnya.

"Di daerah lain, Rusia memiliki daya tembak artileri yang luar biasa, dan mereka berhasil mengatasinya."

"Di sini, mereka tidak lagi memiliki keunggulan artileri, jadi mereka mulai menggunakan drone ini," kata Kolonel Kulagin.

Baca Juga: Taiwan Melawan, Untuk Pertama Kalinya Tembak Jatuh Drone China

Pakar independen yang memeriksa foto-foto reruntuhan drone baru-baru ini dari wilayah Kharkiv, mengatakan bahwa drone itu tampaknya jenis Shahed-136, sebuah evolusi terbaru dari desain sayap delta Teheran.

Scott Crino, pendiri dan kepala eksekutif Red Six Solutions LLC, sebuah perusahaan konsultan strategis, mengatakan bahwa Shahed-136 dapat memberi Rusia "penyeimbang yang kuat" untuk sistem senjata berteknologi tinggi, seperti peluncur rudal Himars, yang diberikan AS kepada Ukraina.

"Kehadiran Shahed-136 dalam perang Ukraina tidak diragukan lagi mengubah rencana operasional Kyiv," katanya.

Crino mengatakan Shahed-136 dapat memberikan efek yang besar dengan cara menargetkan sistem radar dan menargetkan artileri.

"Drone Iran juga memiliki sistem anti jamming, yang bisa mempersulit pasukan Ukraina untuk melawan. Begitu Shahed mengunci target, akan sulit dihentikan," katanya.

Penggunaan drone Shahed-136 Rusia di Ukraina merupakan ekspansi paling menantang dari persenjataan Teheran di luar Timur Tengah.

Di kawasan ini, Iran telah berhasil menggunakan drone buatannya untuk menekan Amerika Serikat dan sekutunya.

Penggunaan drone Iran ini juga menunjukkan kekurangan program drone Rusia sendiri, yang ternyata belum mampu menandingi daya tembak UAV bersenjata dari Ukraina.

Kementerian Pertahanan Inggris, dalam pembaruan intelijennya pada 14 September, juga mengatakan kemungkinan besar Rusia telah mengerahkan drone Iran di Ukraina untuk pertama kalinya.

Mengingat drone Shahed-136 punya jangkauan hingga 2.500 kilometer, tampaknya Moskow menggunakan drone ini untuk serangan taktis di dekat garis depan daripada untuk menghancurkan target yang lebih strategis jauh ke dalam wilayah Ukraina.

Kolonel Kulagin mengungkapkan, ukuran drone Iran ini relatif kecil dan mampu terbang pada ketinggian yang sangat rendah, sehingga sulit bagi sistem pertahanan udara Ukraina untuk mendeteksi mereka.

Dia berharap AS dan sekutunya dapat memberi Ukraina teknologi antidrone yang lebih canggih.

Baca Juga: Iran Gagal Curi Kapal Drone AS, Kekuatan Armada Perang AS Bikin Militer Iran Kabur!

Strategi lainnya, mereka akan turun tangan untuk mengganggu pengiriman drone Iran ke Rusia.

Pada bulan Juli, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengingatkan bahwa pejabat pertahanan Rusia telah mengunjungi Iran.

Pejabat Rusia itu disebut telah bersiap membeli hingga beberapa ratus drone Iran, termasuk yang berkemampuan senjata, dalam waktu lebih cepat.

Terkait hal itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian membantah rencana tersebut dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Ukraina.

Menlu Iran mengatakan bahwa Teheran menentang perang terhadap Ukraina, demikian pernyataan oleh Kementerian Luar Negeri Iran.

Adapun di pihak Rusia, belum mengomentari pembelian drone Iran itu secara terbuka.

Namun Kementerian Luar Negeri Iran tidak menanggapi permintaan Wall Street Journal baru-baru ini, agar memberikan komentar tentang hal ini.

Begitu juga pihak Rusia, dan Kementerian Pertahanan Rusia yang tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal itu.

Pada 8 September, Departemen Keuangan AS telah memberi sanksi kepada perusahaan Iran Safiran Airport Services, karena mengoordinasikan penerbangan militer Rusia yang mengangkut drone Iran dan peralatan terkait ke Rusia.

Drone dari berbagai jenis memainkan peran penting dalam konflik Ukraina. Sebagian karena tidak ada pihak yang memiliki superioritas udara, sehingga enggan menggunakan pesawat berawak di atas posisi musuh.

Ratusan drone pengintai militer dan komersial melayang di udara setiap hari di sepanjang garis depan, melihat target dan mengarahkan tembakan artileri.

Ukraina sendiri juga mengoperasikan armada drone yang dipersenjatai dengan rudal.

Baca Juga: Jenderal Tertinggi AS Minta Perwira Muda Bersiap untuk Perang Robot dan Drone

Drone Bayraktar TB2 buatan Turki dipakai Ukraina untuk menghancurkan beberapa tank lapis baja Rusia di hari-hari awal perang dan digunakan lebih sering.

Baik Rusia dan Ukraina juga menggunakan apa yang dikenal sebagai drone kamikaze, atau sejenis amunisi yang berkeliaran.

Grup Kalashnikov Rusia telah mengembangkan drone buatan sendiri yang dikenal sebagai Kub-Bla.

Sementara Ukraina telah menerbangkan drone Warmate buatan Polandia dan Switchblade yang dipasok AS, serta beberapa UAV buatan lokal.

Amunisi itu memiliki jangkauan dan waktu terbang yang jauh lebih pendek daripada drone Shahed buatan Iran, serta membawa muatan senjata yang jauh lebih sedikit.

Maka Iran telah muncul sebagai salah satu pengembang drone tempur paling banyak akal di dunia.

Sebagian drone Iran merupakan hasil rekayasa dari drone buatan AS yang berhasil dijatuhkan Teheran.

Sejak Iran meluncurkan drone kamikaze pada tahun 2016, drone mereka telah digunakan untuk melakukan serangan di Timur Tengah.

Tahun lalu, pemerintah Inggris menuduh Iran menggunakan drone Shahed-136 untuk menyerang kapal tanker minyak yang berafiliasi dengan Israel di lepas pantai Oman, dalam sebuah insiden yang menewaskan dua anggota awak.

Baca Juga: Rusia Pamer Senjata Laser 'Peresvet': Bisa Butakan Satelit dan Lumpuhkan Penerbangan

Investigasi militer AS menemukan puing-puing drone dari kapal tanker MT Mercer Street dan menyimpulkan bahwa itu adalah bagian dari drone sayap delta buatan Iran.

Washington juga menuduh Iran menggunakan drone sayap delta sebagai bagian dari serangan terkoordinasi 2019 terhadap industri minyak Arab Saudi.

Pasukan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah berulang kali menggunakan drone sayap delta untuk melakukan serangan terhadap negara tetangga Arab Saudi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kehebatan Drone Buatan Iran Terbukti di Kharkiv, Hancurkan Artileri dan Kendaraan Lapis Baja UkrainaPenulis: Malvyandie Haryadi

Tag

Editor : Wahyu Subyanto