Warga Cemas, Perang Korut dan Korsel Segera Pecah Diawali Serangan Rudal

Kamis, 27 Oktober 2022 | 21:26
Wong-Maye E/AP

Ilustras roket Korea Utara yang dibeli Moskow untuk amunisi perang Rusia dan Ukraina

Nextren.com - Warga di wilayah Korea Utara dan Selatan serta negara sekitarnya kini sedang cemas.

Ketegangan antara Korea Selatan dengan Korea Utara memang berfluktuasi, datang dan pergi.

Namun kondisi di semenanjung Korea saat ini adalah yang paling bergejolak dalam lima tahun terakhir, bahkan tampaknya akan berubah menjadi lebih buruk.

Melansir BBC, selama sebulan terakhir, Korea Utara telah menembakkan rudal ke Jepang, sehingga memaksa penduduk untuk mencari perlindungan.

Baca Juga: Jepang Bangun Kapal Perang Terbesar di Asia, Bobot 20.000 Ton dan Mampu Bertahan Lama di Laut

Tindakan Korea Utara itu tampak bermusuhan dan provokatif.

Selain itu, Korea Utara juga meluncurkan beberapa rudal balistik lainnya, lalu menerbangkan pesawat tempur di dekat perbatasannya dengan Korea Selatan.

Korea Utara juga menembakkan ratusan peluru artileri ke laut, dan sampai ke zona penyangga militer penjaga perdamaian, yang dibuat oleh Korea Utara dan Selatan pada tahun 2018.

Secara teknis, saat ini bisa dikatakan Korea Utara dan Selatan masih berperang.

Pada hari Senin (24/10/2022), sebuah kapal dagang Korea Utara melintasi perbatasan laut negara-negara tersebut, sehingga kedua belah pihak saling melepaskan tembakan peringatan.

Menurut Korea Selatan, serangan itu memang disengaja.

Lalu apa yang sedang dilakukan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un?

Menurut Jean Mackenzie, Koresponden BBC yang berbasis di Seoul, ada tiga alasan mengapa Korea Utara cenderung meluncurkan rudal.

Pertama, untuk menguji dan meningkatkan teknologi senjatanya.

Kedua, untuk mengirim pesan politik ke dunia (terutama AS).

Dan ketiga, untuk membuat terkesan rakyatnya di dalam negeri dan menopang kesetiaan kepada rezim Korea Utara.

Sulit untuk menguraikan tujuan mana dari tindakan Pyongyang ini.

Baca Juga: Korea Utara Sukses Ujicoba Rudal Supersonik 4 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hindari Radar AS dan Korsel!

Media pemerintah Korea Utara beberapa kali melaporkan bahwa peluncuran dan latihan baru-baru ini, sebagai tanggapan atas latihan militer AS, Korea Selatan, dan Jepang.

Korea Utara menyalahkan musuh-musuhnya karena meningkatkan ketegangan. Mereka mengatakan peluncuran rudal merupakan peringatan yang jelas, bahwa mereka harus dihentikan.

Selama dua bulan sebelumnya, AS, Seoul dan Tokyo telah mengadakan latihan militer skala besar, secara terpisah dan bersama-sama.

Latihan militer itu bertujuan untuk menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi serangan nuklir Korea Utara.

Faktor itulah yang telah menyebabkan Kim Jong Un marah, karena Kim Jong Un selalu melihat latihan musuh-musuhnya.

Adapun Korea Utara mulai mengembangkan senjata nuklir adalah untuk menyiapkan diri dari invasi.

Beberapa pihak meyakini, Kim saat ini mungkin sedang mempersiapkan tes uji coba yang lebih provokatif, yakni ledakan senjata nuklir untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Atau bahkan serangan skala kecil di Korea Selatan.

Tahun lalu, Kim Jong Un menyusun rencana lima tahun, merinci semua senjata baru yang akan dikembangkan.

Senjata baru itu termasuk bom nuklir medan perang yang lebih kecil dan rudal jarak pendek untuk membawanya.

Uji coba baru-baru ini menjadi bukti bahwa Kim Jong Un tidak hanya mengembangkan deretan senjata yang direncanakan, tetapi juga melatih pasukannya untuk menggunakannya.

Kim Jong Un melakukan beberapa latihan baru-baru ini, untuk mensimulasikan serangan nuklir di Korea Selatan. Sementara itu, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan memperingatkan akan memberikan respons yang lebih keras jika Korea Utara melakukan uji coba bom nuklir ketujuh.

Baca Juga: Perbatasan Korea Bergemuruh! AS dan Korsel Kirim Ribuan Pasukan dan Kendaraan Militer

AS dan sekutunya yakin Korea Utara akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

"Kami sepakat bahwa skala respons yang tak tertandingi akan diperlukan, jika Korea Utara melanjutkan uji coba nuklir ketujuh," kata Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korea Selatan Cho Hyun-dong dalam konferensi pers di Tokyo.

Cho berbicara bersama rekan-rekannya dari Jepang dan AS, Wakil Menteri Luar Negeri Takeo Mori dan Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman.

"Kami mendesak (Korea Utara) untuk menahan diri dari provokasi lebih lanjut," kata Sherman.

"Apa pun yang terjadi di sini, seperti uji coba nuklir Korea Utara, memiliki implikasi bagi keamanan seluruh dunia."

"Kami benar-benar berharap bahwa semua orang di Dewan Keamanan akan memahami bahwa setiap penggunaan senjata nuklir akan mengubah dunia dengan cara yang luar biasa," jelasnya lagi.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto