Produksi Chip A16 iPhone 14 Pro 2,4x Lebih Mahal, Keuntungan Apple Makin Tipis?

Rabu, 12 Oktober 2022 | 21:50
Apple

Chipset A16

Nextren.com -Apple menyematkan chipset A16 di seri iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max.

Chipset A16 menawarkan banyak keunggulan performa. Mulai dari komputasi, olah grafis, hingga efisiensi daya.

Dukungan chipset A16 di iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max membuat kedua perangkat tersebut mampu menghadirkan fitur eksklusif seperti merekam video 4K 60fps, dynamic island, konektivitas satelit, dll.

Berdasarkan uji benchmark, chipset ini 15% hingga 17% lebih cepat dibandingkan dengan chip A15 yang hadir di iPhone 13 Pro dan iPhone 13 Pro Max.

Namun, keunggulan yang ditawarkan harus dibayar mahal oleh Apple.

Baca Juga: Oknum Driver Bawa Kabur iPhone 14 Pro Max dan Laptop Gaming, Gojek: Kami Tidak Mentolerir!

Baru-baru ini, Nikkei Asia bekerja sama dengan perusahaan riset jepang Formalhaut Techno Solutions untuk membongkar harga chip A16.

Laporan tersebut menyatakan bahwa chip A16 Bionic dibanderol dengan harga USD 110 untuk produksi.

Jika dibandingkan dengan chip A15, harga chipset A16 2,4 kali lipat lebih mahal.

Harga chipset A16 yang lebih mahal ini kemungkinan disebabkan oleh proses fabrikasi yang lebih kecil yaitu 4nm TSMC.

Sedangkan chipset A15 masih menggunakan teknologi 5nm TSMC.

MacWorld
MacWorld

Ilustrasi chipset A16 di iPhone 14 Pro

Baca Juga: Viral Modus Oknum Kurir GoJek Bawa Kabur iPhone hingga Laptop Gaming, Dibongkar Netizen!

Peningkatan harga chipset ini berdampak pada membengkaknyabiaya produksi iPhone 14 series.

Nikkei menemukan bahwa biaya produksi rata-rata telah meningkat 20% di iphone 14, iPhone 14 Pro, dan iPhone 14 Pro Max jika dibandingkan dengan iPhone 13 series.

Meski biaya produksi meningkat, Apple disebut tidak menaikkan harga untuk model iPhone 14 di AS dan beberapa pasar lainnya.

Laporan Nikkei Asia mengklaim bahwa keuntungan perusahaan kemungkinan menyusut karena keputusan tersebut.

Perlu diketahui, harga iPhone terpantau meningkat di beberapa pasar utama seperti Inggris, Australia dan Jepang.

Hal ini dipengaruhi oleh nilai mata uang dollar AS yang juga tengah menguat.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya