Turki Bakal Gabung Sekutu Rusia dan China, Siap Berpaling dari NATO?

Minggu, 18 September 2022 | 12:30
Sputnik via Reuters

Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Vladimir Putin pada September 2021

Nextren.com -Aliansi sekutu Rusia dan China nampaknya akan mendapat anggota baru.

Dilansir dari NTV via Reuters, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan siap untuk bergabung sebagai anggota Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).

Ini menjadi sinyal hubunganRusia, China, dan Turki yang semakin dekat di tengah Perang Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Erdogan Beringas! Ancaman Perang Yunani dan Turki Makin Nyata, Aliansi NATO Terpecah!

Presiden Erdogan berbicara kepada wartawan pada hari Sabtu (17/9) setelah menghadiri KTT SCO di Uzbekistan.

Ia mengungkapkan, hubungan Turki, Rusia, China dan negara-negara anggota SCO akan berbeda ke depannya.

"Hubungan kami dengan negara-negara ini akan dipindahkan ke posisi yang jauh berbeda dengan langkah ini," ujar Erdogan.

Ketika ditanya apakah maksudnya keanggotaan SCO, dia berkata "tentu saja, itu targetnya,".

SCO sendiri terdiri dari negara-negara yang memiliki kedekatan dengan Rusia dan China.

Adapun anggota SCO terdiri dari China, Rusia, India, Pakistan, Iran, Kirgistan, Tajikistan, Kazakhstan, dan Uzbekistan.

Baca Juga: Sesama NATO RIbut, Turki Tuduh Yunani Bidik Jet Tempur yang Dalam Misi Pengintaian

Turki datang di KTT SCO sebagai mitra dialog.

Di tengah diskusi KTT, Erdogan melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk kesepakatan Pembangkit Nuklir di Turki.

Erdogan mengatakan, Turki dan Rusia telah mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir yang sedang dibangun di Akkuyu, Turki Selatan.

"InsyaAllah kita akan bisa menyelesaikan dan meresmikan unit (Akkuyu) pertama pada tahun 2023," ujar Erdogan.

Baca Juga: Turki Mulai Merapat ke Rusia karena Inflasi, NATO Ancam Berikan Sanksi

Aliansi pertahanan NATObelum memberikan tanggapan resmi terkait rencana Erdogan untuk masuk sebagai anggota SCO.

NATO kemungkinan akan menentang rencana Turki tersebut, mengingat tensi antara Erdogan dengan negara-negara Barat juga tengah memanas.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya