Turki Mulai Merapat ke Rusia karena Inflasi, NATO Ancam Berikan Sanksi

Minggu, 07 Agustus 2022 | 13:00
Vyacheslav Prokosyev/Reuters

Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan awal Agustus 2022

Nextren.com -Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Russia pada Jumat (6/8) untuk membahas kerja sama Rusia-Turki.

Tayyip Erdogan dan Putin berbincang selama 4 jam di kota Sochi Rusia untuk membahas pentingnya ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia untuk mengatasi inflasi dan ancaman krisis pangan Turki.

Namun, kedekatan Turki dengan Rusia ini dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara Barat.

Dilansir dari Financial Times, negara-negara Barat semakin khawatir tentang kerja sama ekonomi yang semakin intens antara Tayyip Erdogan dan Putin.

Negara Barat memperingatkan Turki bahwa negara anggota NATO dapat memberikansanksi jika Turki terbukti membantu Rusia menghindari sanksi ekonomi Barat.

Baca Juga: Kremlin Sebut Negosiasi Perjanjian Nuklir AS-Rusia Mepet, Krisis Nuklir di Depan Mata?

Laporan Financial Times menyebutkan 6 pejabat negara Barat merasa prihatin atas kerja sama Turki dan Rusia dalam sektor perdagangan dan energi.

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa mereka secara aktif memantau kerja sama Turki-Rusia dan menyuarakan keprihatinan bahwa Turki semakin menjadi platform untuk perdagangan dengan Rusia.

Beberapa pejabat lainnya menggambarkan perilaku Turki terhadap Rusia "sangat oportunistik".

"Kami mencoba mebuat masyarakat Turki memperhatikan kekhawatiran kami," ujar salah satu pejabat Uni Eropa sebagaimana dikutip dari Financial Times.

Tak hanya Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) juga berulang kali memberi peringatan kepada Turki bahwa negara-negara yang membantu Rusia menghindari sanksi akan menjadi musuh AS.

Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo berteu dengan pejabat Turki dan bankir Istanbul pada bulan Juni untuk memperingatkan mereka agar tak menjadi "penyalur uang ilegal" Rusia.

Ancaman penjabat senior Barat menekankan bahwa negara Uni Eropa dapat meminta perusahaan dan bank mereka menarik diri dari Turki jika Erdogan membantu Rusia menghindari sanksi.

Hal ini merupakan ancaman yang sangat tidak biasa terhadap sesama negara anggota NATO.

Jika ancaman tersebut benar-benar terjadi, ekonomi Turki dapat lumpuh dan kehilangan sekitar USD 800 miliar.

Ancaman ini juga menunjukan bagaimana sikap "keras" negara-negara Barat terhadap Turki yang tengah menghadapi masa-masa sulit.

Baca Juga: Roket dan Tank Rusia Hantam Donetsk, Presiden Ukraina Sebut Pertempuran Neraka

Ancaman-ancaman dari Barat datang sehari stelah Erdogan menggelarapa yang disebutnya sebagai pendekatan "seimbang" ke Kyiv dan Moscow.

Namun, pihak Barat memandang bahwa Turki hanya mencari celah dan kesempatan untuk memperbaiki ekonominyadengan menjalin kerja sama bersama Rusia.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto