Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina di kawasan Donets kembali membara.
Rusia berupaya untuk menguasai lebih banyak wilayah Donetsk untuk menuntaskan invasinya di Ukraina.
Pada hari Kamis (4/8), Ukraina mengakui bahwa pihaknya telah dipaksa untuk menyerahkan wilayahnya di Ukraina Timur.
Serangan Rusia di berberapa wilayah Ukraina Timur tak terbendung dan memaksa pasukan untuk mundur.
Dilansir dari Reuters, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy pada pekan ini menggambarkan tekanan yang dialami pasukannya di wilayah Donbas Ukraina Timur sebagai "neraka".
Ia berbicara tentang pertempuran sengit di sekitar kota Avdiivka dan desa Pisky yang memiliki benteng pertahanan.
Di kedua wilayah tersebut, Rusia berhasil memperoleh keberhasilan untuk menekan pasukan Ukraina.
Baca Juga: Rudal Rusia Hantam Pelabuhan Ukraina, Putin Mulai Jalankan Doktrin Baru AL Rusia
Kamis (4/8) lalu, militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah melakukan setidaknya 2 serangan terhadap Pisky, tetapi pasukannya berhasil menangkal serangan tersebut.
Ukraina sendiri telah memperkuat posisi pertahanan di Pisky selama lebih dari 8 tahun.
Militer Ukraina melihat Pisky sebagai zona penyangga untuk melawan pasukan Rusia yang menguasai kota Donetsk.
Pisky sendiri terletak di sekitar 10km di arah tenggara kota Donetsk.
Baca Juga: Strategi Perang Rusia Makin Ngeri, Terjunkan Pasukan Besar-besaran di Ukraina Selatan
Kementerian pertahanan Rusia mengkonfirmasi serangannya ke wilayah Donetsk.
Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah rekaman video yang menunjukan peluncuran roket dan mobilisasi tank.
Video tersebut menunjukan bagaimana peluncur rocket beroperasi dan tank yang mempora-porandakan medan perang terbuka.
Sayangnya, tak ada detail informasi di mana video tersebut direkam.
Sebuah footage di sosial media juga menunjukan dampak peperangan di pusat Donetsk.
Rekaman video tersebut menunjukan mayat yang tergeletak di samping jalan di pusat Donetsk.
Beberapa mayat tubuhnya hancur dan darahnya mengotori bagian trotoar.
Rusiamenyangkal pasukannya sengaja menyerang warga sipil.
(*)