Nextren.com -Ukraina kian mendominasi Perang Rusia dan Ukraina setelah melancarkan serangan balasan ke Rusia.
Serangan balasan Ukraina yang telah dimulai sejak akhir Agustus lalu dan sedikit demi sedikit mampu menggeser pendudukan Rusia di Ukraina Selatan.
Setelah melancarkan serangan balasan selama kurang lebih 2 pekan, pasukan Ukraina berhasil merebut kembali 700km persegi wilayah di selatan dan di Kharkiv.
Salah satu Jenderal Ukraina menyebutkan bahwa pasukan infanteri Rusia menjadi sasaran empuk bagi serangan balasan Ukraina.
Baca Juga: Putin Penuh Percaya Diri Dalam Perang Rusia Ukraina, Sebut Isolasi Rusia Hanya Akan Sia-sia
Kesuksesan serangan balasan Ukraina terhadap Rusia ini dikonfirmasi oleh Jenderal Ukraina Okleksiy Gromov.
Dilansir dari Reuters,Ukraina untuk pertama kalinya memebrikan keterangan detail seputar pertempuran melalui Brigadir Jenderal Oleksiy Gromov.
Oleksiy Gromov menatakan bahwa pasukannya telah merebut kembali 700km persegi di Ukraina Selatan dan Ukraina Timur (Kharkiv).
Pasukan Ukraina juga berhasil maju hingga 50km ke garis pertahanan Rusia dan merebut kembali lebih dari 20 desa.
"Selama operasi pertahanan untuk merebut kembali wilayah yang hilang di arah Kharkiv sejak awal pekan, militer Ukrain telah menembus garis musuh hingga 50km," ujar Gromov seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Eropa Krisis Energi Akibat Perang Rusia, Presiden Turkiye Sebut Sedang Menuai Apa yang Ditabur
Lebih lanjut, Gromov menyebutkan wilayah yang berhasil direbut kembali berada di arah sungai Pivdennyi Buh dan Kharkiv.
Sayangnya Gromov tidak mengatakan pemukiman mana saja yang telah berhasil direbut kembali oleh Ukraina.
Sebagai informasi, Pivdennyi Buh adalah sungai yang mengalir di Ukraina Selatan yang melalui selatan Mykolaiv sebelum mengalir ke Laut Hitam.
Sungai ini mengalir melalui kota-kota yang menjadi garis depan pertempuran Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Perang Rusia: Serangan Balasan Ukraina Sukses, Bendera Ukraina Berkibar di Wilayah Selatan!
Infanteri Rusia Sasaran Empuk
Jenderal Oleksiy Gromov menngatakan bahwa kesuksesan pertempuran garis depan tak terlepas dari perang Bayraktar drone buatan Turki.
Bayraktar drone mampu mengobrak-abrik unit infanteri dan artileri bermotor Rusia di Ukraina Selatan yang tak terlindungi oleh sistem pertahanan udara.
Hal ini menjadikan infateri dan artileri Rusia menjadi sasaran empuk serangan balasan Ukraina.
"Unit infanteri musuh dan artileri bermotor yang tidak terlindungi oleh sistem pertahanan udara menjadi mangsa empuk bagi Bayrakter kami, yang jumlahnya selalu meningkat berkat relawan kami," ujar Oleksiy Gormov.
(*)