Konflik Meluas! Pasukan Perdamaian Diganggu, Rusia Ancam Perangi Moldova

Jumat, 02 September 2022 | 10:02
AA

Ilustrasi pasukan perdamaian Rusia yang bertugas di Moldova

Nextren.com -Krisis keamanan di kawasan Eropa Timur semakin keruh dengan konflik-konflik baru yang muncul karena perang Rusia dan Ukraina.

Perang Rusia dan Ukraina menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara Eropa Timur terkait ambisi Rusia dalam memperluas invasinya.

Baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memberikan peringatan keras kepada Moldova yang merupakan bekas negara bawahan Uni Soviet.

Baca Juga: Setelah Jerman Menderita, Kini Putin Dituduh Menghukum Prancis Lewat Gas

Dilansir dari Reuters, Sergei Lavrov pada hari Kamis (1/9) memperingatkan bahwa Moskow akan mengambil langkah perang jika Moldova terus mengancam pasukan perdamaian Rusia di wilayah Transdniestria.

Mosvow tak segan-segan mengerahkan pasukan militer yang lebih besar untuk melindungi pasukan peradamaian Rusia.

"Semua orang harus memahami bahwa setiap tindakan yang akan mengancam keamanan pasukan kami (diTransdniestria) akan dianggap sebagai serangan terhadap Rusia," ujarnya.

Lavrov juga menyebutkan peristiwa di Ossetia Selatan sebagai pengingat bagi Moldova agar tak 'bermain api' dengan Rusia.

"Seperti yang terjadi di Ossetia Selatan ketika pasukan penjaga perdamaian Rusia diserang oleh mantan Presiden Georgia Mikheil Saakashvili," sambung Lavrov.

Reuters
Reuters

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov

Sebagai informasi, peristiwa Ossetia Selatan terjadi pada tahun 2008 dan mengakibatkan perang 5 hari antara Rusia dan Georgia.

Di perang tersebut, pasukan Rusia berhasil merebut beberapa kota Georgia. Setelah itu, Moskow mengakui Ossetia Selatan dan wilayah lain yang memisahkan diri dari Georgia sebagai wilayah merdeka.

Baca Juga: Rusia, China, dan Sekutunya Akan Geruduk Laut Jepang dengan Ribuan Pasukan, Ada Apa?

Rusia vs Moldova

Ketegangan antara Rusia dan Moldova disebabkan oleh penempatan pasukan penjaga perdamaian Rusia di Transdniestria.

Sejak awal dekade 90-an, Rusia meletakkan pasukannya diTransdniestria setelah muncul konflik bersenjata yang melibatkan kaum separatis pro-Rusia.

Namun, meletusnya Perang Rusia dan Ukraina menyebabkan pasukan Rusia diTransdniestria mendapat serangkaian serangan sporadis yang diduga berasl dari Moldova.

Baca Juga: Sekjen NATO Peringatkan Kanada: Rusia Bangun Ratusan Pangkalan Militer di Kutub Utara

Moldova menganggap bahwa penempatan pasukan Rusia diTransdniestria merupakan tindakan ilegal yang melanggar wilayah konstitusional mereka.

Kendati demikian, Pemerintah Moldova di Chisinau menekankan bahwa pihaknya berkomiten untuk melakukan dialog damai mengenai masa depan kawasan tersebut.

Pemerintah Moldova menyatakan bahwa siap mendatangkan pejabat duta besar Rusia untuk merealisasikan dialog damai kedua negara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Moldova, Daniel Voda meberikan jaminan hak-hak semua minoritas di Moldova, termasuk penutur bahasa Rusia.

"Chisinau tetap berkomitmen penuh untuk dialog damai diTransdniestria dan enyerukan Rusia untuk menarik pasukan yang ditempatkan secara ilegal di wilayah kami," tulis Daniel Voda melalui sebuah tweet.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto