Eropa Beri Kesempatan Terakhir Iran Teken Perjanjian Nuklir Baru

Selasa, 09 Agustus 2022 | 12:30
Kolase foto/Kuwait Times

Ilustrasi Perwakilan Uni Eropa Josep Borell memberikan kesempatan kepada Iran untuk meneken perjanjian nuklir baru

Nextren.com -Pengembangan teknologi nuklir Iran membuat negara-negara Barat khawatir akan potensi krisis nuklir dunia.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Uni Eropa berupaya untuk 'menghidupkan kembali' perjanjian nuklir Iran tahun 2015.

Berdasarkan laporan terbaru dari The Guardian, Uni Eropa pada hari Senin telah mengajukan teks final untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir baru dengan Iran.

Naskah perjanjian tersebut disusun sesuai perkembangan kondisi ekonomi dan politik saat ini sehingga relevan bagi pihak-pihak yang terlibat

"Apa yang dapat dinegsiasikan telah dinegosiasikan dan sekarang dalam teks final," ujar kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borell.

"Di balik setiap masalah teknis dan setiap paragraf terdapat keputusan politk yang perlu di ambil oleh ibu kota," sambungnya.

Baca Juga: Teknologi Nuklir Iran Nekat Dikembangkan, Menhan Israel Beri Ancaman Keras!

Menariknya, Eropa membuat perjanjian ini sebagai sebuah paket yang mengesankan sebagai kesempatan terakhir bagi Iran.

Eropa nampak kehabisan kesabaran dalam menghadapi urusan nuklir Iran yang seolah berlarut-larut.

"Itu proposal paket. Anda tidak bisa setuju denagn halaman 20 dan tidak setuju dengan halaman 50. Anda harus mengatakan ya atau tidak," ujar Josep Borell.

Selain Eropa, AS juga bersiap untuk mengajukan proposal perjanjian nuklir baru ke Iran.

Dilansir dari Reuters, Washington mengatakan siap untuk mencapai kesepakatan berdasarkan proposal Uni Eropa.

Sementara itu, para pejabat Iran mengatakan bahwa mereka akan menyampaikan pandangan dan pertimbangan tambahan kepada Uni Eropa.

Iran mengaku pihaknya akan membicarakan proposal perjanjian nuklir baru setelah konsultasi di Teheran.

Baca Juga: Eropa Bersiap Hadapi Krisis Nuklir Jika Iran Tolak Kesepakatan Baru

Perlu diketahui, perjanjian nuklir baru Iran didasarkan pada perjanjianJoint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

Perjanjian tersebut menyepakati bantuan ekonomi dari China, Perancis, Russia, AS, Jerman, dan Inggris kepada Iran agar Teheran tak mengembangkan teknologi nuklir.

Perjanjian JCPOA ditinggalkan oleh AS era Trump pada tahun 2018.

Trump menyebutkan bahwa AS sudah terlalu lunak kepada Iran terkaitpengembangan nuklir.

Setelah ditinggalkan oleh AS, Iran juga turut meninggalkan perjanjian tersebut dan mulai mengembangkan teknologi nuklir di tahun 2022.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto