Eropa Bersiap Hadapi Krisis Nuklir Jika Iran Tolak Kesepakatan Baru

Rabu, 27 Juli 2022 | 12:00
Kolase foto/Kuwait Times

Ilustrasi Perwakilan Uni Eropa Josep Borell bersiap hadapi krisis nuklir jika kesepakatan baru dengan Iran gagal

Nextren.com -Ancaman krisis nuklir menghantui negara-negara Barat dan Eropa setelah Iran memutuskan untuk mengembangkan teknologi nuklir.

Keputusan Iran untuk melanjutkan proyek pengembangan teknologi nuklir membangkitkan kewaspadaan dari Uni Eropa akan potensi krisis nuklir.

Pekan ini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell mengatakan bahwa Eropa harus bersiap menghadapi krisis nuklir jika Iran tolak kesepakatan baru terkait JCPOA.

Baca Juga: Iran Menjadi 'Medan Pertempuran' Baru AS vs Rusia, Apa yang Diperebutkan?

Dilansir dari Reuters, Josep Borell mengatakan pada hari Selasa bahwa ia telah mengusulkan rancangan kesepakatan baru untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015.

Borell menekankan bahwa Uni Eropa tak akan lagi 'lunak' terhadap Iran untuk memberi kompromi.

Jika usulan kesepakatan baru ditolak, Borell akan mengalihkan fokus Uni Eropa untuk menghadapi potensi krisis nuklir.

"Saya sekarang telah meletakkan sebuah teks di atas meja yang membahas dengan detail seputar pencabutan sanksi serta langkah-langkah nuklir yang diperlukan untuk memulihkan JCPOA," tulis Josep Borell sebagaimana dikutip dari Financial Times.

Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah perjanjian terkait program nuklir Iran.

Perjanjian tersebut menyepakati bantuan ekonomi dari China, Perancis, Russia, AS, Jerman, dan Inggris kepada Iran agar Teheran tak mengembangkan teknologi nuklir.

Perjanjian JCPOA sempat ditinggalkan oleh AS dan kemudian disusul ditinggalkan Iran.

Josep Borell mengaku telah melakukan negosiasi dengan peserta JCPOA dan AS selama 15 bulan untuk membahas draft kesepakatan baru.

"Setelah 15 bulan negosiasi yang intens dan konstruktif di Wina dan interaksi yang tak terhitung dengan peserta JCPOA dan AS, saya telah menyimpulkan bahwa ruang untuk kompromi tambahan yang signifikan telah habis," ujar Josep Borell.

Borell tak memberikan rincian lebih lanjut tentang proposal kesepakatan baru.

Kendati demikian, ia mengisyaratkan bahwa tak memiliki waktu lagi untuk memulihkan kesepakatan di mana Iran membatasi program nuklirnya agar mendapat bantuan ekonomi.

Baca Juga: Facebook Hapus 300 Akun Penentang di Iran, Perang Lawan Akun Palsu

Borell juga menyampaikan bahwa Uni Eropa akan bertindak cepat terkait kasus nuklir Iran.

"Sekarang saatnya untuk keputusan politik cepat untuk menyimpulkan negosiasi Wina berdasarkan teks yang saya usulkan dan segera kemabali ke kebijakan JCPOA yang diterapkan secara penuh," tulisnya.

"Jika kesepakatan tersebut ditolak, kami mengambil resiko krisis nuklir yang berbahaya, bertentangan dengan prospek penginkatan isolasi bagi Iran dan warganya," tulis Josep Borell.

Baca Juga: Trump Kirim Pembom Nuklir ke Timteng, Wujudkan Rencana Serangan Besar ke Lokasi Nuklir utama Iran?

Iran menjadi negara keempat yang akan diwaspadai oleh Eropa dan negara Barat karena kekuatan nuklirnya.

Hal tersebut dikarenakan Iran memiliki kedekatan dengan Rusia, China, dan negara-negara berhalauan kiri lainnya.

Pertengahan Juli lalu, Presiden Iran dan pemimpin agung Iran bertemu dengan Vladimir Putin untuk membahas kerja sama kedua negara dan meruntuhkan dominasi AS.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya