Teknologi Nuklir Iran Nekat Dikembangkan, Menhan Israel Beri Ancaman Keras!

Kamis, 28 Juli 2022 | 12:00
Kolase Foto

Ilustrasi Menhan Israel Benny Gantz mengancam Iran karena mengebangkan teknologi nuklir

Nextren.com -Keputusan untuk melanjutkan pengembangan teknologi nuklir Iran membuat negara-negara Pro Barat kebakaran jenggot, termasuk Israel.

Israel bersama dengan sekutunya AS dengan tegas mengutuk pengembangan teknologi nuklir Iran.

Menteri Pertahanan Israel bahkan memberikan ancaman tidak langsung kepada Iran karena mereka nekat mengembangkan teknologi nuklir Iran.

Baca Juga: Eropa Bersiap Hadapi Krisis Nuklir Jika Iran Tolak Kesepakatan Baru

Dilansir dari Times of Israel, Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyebutkan bahwa Iran menimbulkan masalah global karena pengembangan teknologi nuklirnya.

Ia memperingatkan bahwa tak hanya negara Yahudi saja yang akan mendapat masalah, namun juga seluruh negara global.

Benny Gentz mengatakan pada hari Selasa (28/7) lalu bahwa Israel memiliki kemampuan untuk menyebabkan "kerusakan serius" pada program nuklir Iran.

"Iran adalah masalah global. Ini bukan hanya masalah pribadi Israel," ujar Gantz kepada jurnalis media Channel 13, Israel.

Baca Juga: Iran Menjadi 'Medan Pertempuran' Baru AS vs Rusia, Apa yang Diperebutkan?

Ketika ditanya apakah Israel memiliki kemampuan untuk menghentikan pengembangan nuklir Iran atau mmenundanya, Gantz berkata, "Kami dapat secara serius merusak dan mmenunda (program) nuklir Iran."

Pernyataan Gantz secara tidak langsung merupakan bentuk ancaman kepada Iran.

Gantz tidak memberikan detail bagaimana kekuatan Israel untuk merusak dan menunda program nuklir Israel.

Tak hanya mengancam Iran, Menhan Israel juga sikap Presiden AS Joe Biden terhadap Iran.

Gantz menyebutkan ketidakpuasannya atas usulan Joint Coprehensive Plan of Action (JCPOA) dari Joe Biden.

"Kami sangat tidak puas dengan kesepakatan tersebut yang akan menjadi kesepakatan buruk karena hanya akan menjadi penundaan sementara terhadap nuklir Iran," ujarnya.

Ia menerangkan bahwa kesepakatan seperti itu akan memungkinkan Iran untuk mengembangkan ekonomi mereka dan melegitimasi kembali progra nuklir di kemudian hari.

Baca Juga: Trump Kirim Pembom Nuklir ke Timteng, Wujudkan Rencana Serangan Besar ke Lokasi Nuklir utama Iran?

Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah perjanjian terkait program nuklir Iran.

Perjanjian tersebut menyepakati bantuan ekonomi dari China, Perancis, Russia, AS, Jerman, dan Inggris kepada Iran agar Teheran tak mengembangkan teknologi nuklir.

Perjanjian JCPOA sempat ditinggalkan oleh AS dan kemudian disusul ditinggalkan Iran.

Karena kesepakatan JCPOA 2015 terbengkalai, AS dan negara Barat mulai menyusun kembali JCPOA baru untuk merayu Iran agar tak mengembangkan nuklir.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borelltelah mengusulkan rancangan kesepakatan baru untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015.

Jika usulan kesepakatan baru ditolak, Borell akan mengalihkan fokus Uni Eropa untuk menghadapi potensi krisis nuklir.

"Saya sekarang telah meletakkan sebuah teks di atas meja yang membahas dengan detail seputar pencabutan sanksi serta langkah-langkah nuklir yang diperlukan untuk memulihkan JCPOA," tulis Josep Borell sebagaimana dikutip dariFinancial Times.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto