Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina telah memasuki bulan ke-6, namun masih belum ada tanda-tanda perdamaian dari kedua negara.
Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung di wilayah Ukraina Timur di mana Rusia berhasil menguasai beberapa wilayah strategis.
Setelah penguasaan tersebut, Kremlin dilaporkan bakal merubah strategi di perang Rusia dan Ukraina.
Perubahan strategi ini disebabkan karena kekahawatiran Kremlin atas pasokan senjata Barat yang terus mengalir.
Baca Juga: Iran Menjadi 'Medan Pertempuran' Baru AS vs Rusia, Apa yang Diperebutkan?
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pekan ini mengatakan bahwa pasokan senjata Barat yang terus mengalir ke Ukraina mengubah perhitungan Kremlin.
Ia menjelaskan, tujuan militer Rusia di Ukraina tak hanya berfokus di wilayah timur saja.
"Geografisnya berbeda sekerang. Ini bukan hanya tentang DNR dan LNR, tetapi juga Kherson, Zaporizhzhia, dan sejulah wilayah lainnya," ujar Lavrov kepada media pemerintah Rusia pada Rabu (20/7).
"Proses ini terus berlanjut konsisten dan terus-enerus," sambungnya.
Baca Juga: China Akan Ambil Alih Dominasi Barat Pasca Perang Rusia dan Ukraina, AS Tak Lagi Berkuasa?
Perlu diketahui, DNR merupakan singkatan dari Republik Rakyat Donetsk yang merupakan wilayah separatis Ukraina pro-Moskow.
Sedangkan LNR singkatan dari Republik Rakyat Luhansk yang juga salah satu wilayah separatis di Ukraina Timur.
Pasukan Rusia saat ini telah menguasai wilayah Kherson (Ukraina Selatan) dan sebagian wilayah Zaporizhzhia di tenggara.
Baca Juga: Presiden Putin Melarang Kripto dan NFT di Rusia, Apa Alasannya?
Lavrov menegaskan bahwa perubahan strategi akan mengubah tujuan "operasi militer"-nya di Ukraina.
"Tujuan geografis Rusia akan lebih jauh dari garis saat ini jika Barat terus memasok senjata ke Ukraina," ujar Lavrov.
"Kami tidak dapat membiarakan wilayah Ukraina yang Zelensky kendalikan atau piapa pun yan menggantikannya memiliki senjata yang bakal menimbulkan acncaman langsung terhadap wilayak kami, dan wilayah repulik-republik yang telah mendeklarasikan kemerdekaan mereka," sambungnya.
Perubahan strategi Rusia ini menyiratkan ambisi Kremlin untuk memperluas wilayah kekuasaannya di Ukraina.
Rusia sepertinya tak akan benar-benar berhenti kecuali jika tujuannya tercapai atau ada kekuatan besar yang memukul mereka untuk mundur.
(*)