Nextren.com -Di tengah perang Rusia dan Ukraina, Uni Eropa mengambil langkah geopolitik yang cukup berani untuk menjadikan Ukraina sebagai kandidat anggota baru Uni Eropa.
Pada hari Kamis (23/6), para pemimpin Uni Eropamenyetujui aplikasi pemerintah Ukraina untuk menjadi kandidat anggota Uni Eropa.
Ukraina menjadi kandidat anggota Uni Eropa bersama negara Eropa Timur lainnya, Moldova.
Baca Juga: Microsoft Ungkap Peran Hacker Rusia Menyerang Puluhan Negara Pro-Ukraina
Memulai perjalanan panjang menuju anggota Uni Eropa akan menjadi dorongan besar bagi moral Ukraina dalam menghadapi Rusia.
Pasukan Ukraina sendiri saat ini tengah mengalami kekalahan menyakitkan di wilayah Timur.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyambut baik keputusan Uni Eropa yang menerima aplikasinya.
Ia mengatakan bahwa penerimaan aplikasi sebagai calon anggota Uni Eropa merupakan kemenangan bagi Ukraina.
"Ini adalah kemenangan," ujar Zelenskiy dalam video singkat yang diunggah di akun Instagramnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa Ukraina telah menunggu selama 30 tahun untuk momen penerimaan anggota Uni Eropa ini.
Baca Juga: Rusia Pakai Pejabat Senior Ukraina sebagai Mata-mata Perang, Dibayar Ribuan Dollar untuk Berkhianat
Para diplomat mengatakan bahwa Ukraina butuh 1 dekade atau lebih untuk memenuhi kriteria bergabung menjadi anggota Uni Eropa.
Namun, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yakin bahwa proses tersebut dapat dipercepat.
Ia mengatakan bahwa Ukraina dan Moldova akan bergerak secepat mungkin untuk menerapkan reformasi yang diperlukan.
"Itu berarti orang-orang hampir mencapai apa yang telah kita perjuangkan sejak 2014, dalam pertarungan berdarah yang menghabiskan banyak usaha, saya pikir mayoritas akan senang dan itu berarti perubahan menjadi lebih baik," ujarnya.
Baca Juga: Presiden Ukraina Ngotot Lanjut Perang Melawan Rusia Meski Kalah Menyakitkan
Langkah Ukraina dan Moldova untuk bergabung dengan Uni Eropa berbarengan dengan aplikasi Swedia dan Finlandia untuk masuk NATO.
Hal ini menunjukan bahwa invasi Rusia ke Ukraina menjadi bumerang bagi rezim Putin.
NATO dan Uni Eropa berhasil melakukan ekspansi di negara-negara yang berbatasan langsung dengan Rusia.
(*)