Microsoft Ungkap Peran Hacker Rusia Menyerang Puluhan Negara Pro-Ukraina

Kamis, 23 Juni 2022 | 11:00
New York Mag

Ilustrasi sosok hacker Rusia yang membobol situs negara pro-Ukraina

Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina tak hanya terjadi secara fisik di medan pertempuran, namun juga di dunia digital.

Sejak awal invasi, sejumlah laporan mengungkapkan bahwa hacker Rusia berupaya untuk membobol situs pemerintah Ukraina demi mendapatkan data penting untuk keperluan perang.

Tak hanya itu, hacker Rusia juga menargetkan puluhan negara Barat Pro-Ukraina yang berpotensi menjadi ancaman bagi negara.

Baca Juga: Jejak Aksi Serangan Hacker Rusia yang Paling Ditakuti Dunia, Bisa Bikin AS Kalang Kabut

Laporan terbaru dari Microsoft mengatakan bahwa hacker Rusia telah melakukan sejumlah operasi mata-mata di dunia maya kepada negara-negara yang bersekutu dengan Ukraina.

Laporan yang dirilis pada hari Rabu (23/6) itu mengatakan bahwa peneliti menemukan 128 organisasi di 42 negara di luar Ukraina yang juga menjadi sasaran hacker Rusia yang berfokus pada spionase.

Selain Ukraina, Amerika Serikat menjadi negara yang paling sering diserang oleh hacker Rusia.

Laporan Microsoft mengatakan bahwa beberapa negara anggota aliansi militer NATO yang membantu Ukraina dan mengkritik Rusia juga menjadi sasaran serangan.

Beberapa organisasi yang berbasis di Denmark, Latvia, Lithuania, Norwegia, Finlandia, dan Swedia mengalami cyberattack dari hacker Rusia.

Baca Juga: Hacker Rusia Diduga Incar Router Asus Pakai Cyclops Blink, Ini Tujuannya

Negara-negara tersebut merupakan negara yang telah menyuarakan keinginan untuk bergabung dengan NATO.

"Targetnya sepertinya sebagian besar pemerintah, meskipun juga termasuk lembaga think tank, kelompok kemanusiaan, dan penyedia infrastruktur penting," tulis laporan Microsoft.

Microsoft mengngkapkan bahwa cyberattack hacker Russia memiliki persentase keberhasilan sekitar 29%.

Hal ini menunjukan bahwa sejumlah peretasan yang dilakukan hacker Rusia berhasil menyebabkan pencurian data ke negara sekutu Ukraina.

Baca Juga: Rusia Pakai Pejabat Senior Ukraina sebagai Mata-mata Perang, Dibayar Ribuan Dollar untuk Berkhianat

Aksi hacker Rusia ini membuat sejumlah pakar kebijakan luar negeri khawatir.

Mereka khawatir strategi perang kinetik dan perang cyber Rusia melawan Ukraina akan menjadi model konflik masa depan.

Sementara itu, bos Microsof Brad Smith mengatakan bahwa perang modern Rusia dan Ukraina tak bisa terlepas dari dunia digital.

"Aspek cyber dari perang saat ini jauh melampaui Ukraina dan mencerminkan sifat unik dari cyberspace," ujar Brad Smith seperti dikutip dari Reuters.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto