Isu Prioritas G20-B20 Jadi Bahasan Utama di World Economy Forum 2022

Selasa, 07 Juni 2022 | 15:51

World Economy Forum 2022

Nextren.com -Ajang World Economy Forum (WEF) 2022 yang telah dilaksanakan, membawa berita bahagia karena program G20-B20 Indonesia menjadi sebuah perhatian.

Hal ini dikatakan langsung olehKetua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta Kamdani.

Dia sangat terkesan mengikuti pertemuan tahunan WEF 2022 di Davos, Swiss.

WEF 2022 merupakan acara yang sangat penting, karena para tamunya merupakan pemimpin dunia, dari pemerintahan hingga bisnis.

Mereka membahas masalah ekonomi di seluruh dunia yang paling mendesak untuk dicarikan sebuah solusinya.

Baca Juga: Forum B20 Bahas Pentingnya Adopsi Teknologi Digital ke Dunia Pendidikan

"WEF 2022 ini menjadi sangat penting dan relevan karena situasi geopolitik dan geoekonomi dunia situasinya cukup tegang dan harus diselesaikan," ujar Shinta, dalam keterangan tertulis, Kamis (2/6).

Pembahasan dalam WEF 2022 dimulai dari situasi Covid-19, krisis Rusia-Ukraina, percepatan transisi energi, inklusi ekonomi lewat inovasi digital, dan sistem kesehatan berkelanjutan.

Dalam forum WEF, Shinta selaku Ketua B20 Indonesia dan juga WKU Bidang Kemaritiman, Investasi dan Luar Negeri KADIN Indonesia, mengaku senang.

Hal itu karena beberapa topik B20 yang diselaraskan dengan topik prioritas G20 Indonesia menjadi bahasan utama di WEF 2022, seperti arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan digitalisasi.

Terkait Transisi Energi,diperlihatkan komitmen membentuk berbagai inisiatif seperti First Movers Coalition dari 50 perusahaan.

Inisiatif tersebut akan mengurangi emisi karbon industri berat dan sektor transportasi jarak jauh, yang bertanggung jawab atas 30% emisi global.

"CEO Climate Leaders Alliance, yang sepakat untuk mengambil tindakan tegas untuk pengurangan emisi," kata Shinta

Terlebih lagi, B20 Indonesia sudah membentuk Energy, Sustainability & Climate Task Force.

Tugasnya memberikan rekomendasi kebijakan untuk mendorong langkah konkret negara-negara G20 dalam mentransisi dunia menjadi lebih hijau di berbagai tingkatan.

Seperti membuat perkembangan dalam perdagangan karbon, dan mendorong inovasi dalam produksi energi alternatif.

Sementara di bidang inovasi digital, terlihat bagaimana pemimpin global juga menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi baru untuk membantu pemerintah dan perusahaan global dalam mengatasi dampak perubahan iklim.

Hal ini termasukmemulihkan kesenjangan ekonomi dan mengelola serta mengantisipasi dampak pandemi di bidang kesehatan, belajar dari kasus COVID-19.

Baca Juga: Vladimir Putin Berencana Hadir di KTT G20 Bali, Akankah 'Bungker Berjalannya' Dibawa?

"Melalui kecanggihan teknologi digital, big data, artificial intelligence dan quantum analytics kita dapat mengidentifikasi serta mempercepat upaya dekarbonisasi.

Ini sangat penting dan relevan dengan langkah yang dilakukan B20 Indonesia melalui Digitalization Task Force dan Energy, Sustainability & Climate Task Force, dalam mendorong kebijakan yang menstimulasi mendorong kebijakan yang menstimulasi aktivitas ekonomi rendah karbon," jelas Shinta.

Ketua Penyelenggara B20 Indonesia, Shinta Kamdani

Hal paling penting yang tidak boleh diabaikan menurut Shinta ialah pentingnya mengatasi persoalan kesehatan yang menjadi pangkal dari munculnya krisis ekonomi global ini.

Selain itu juga kesenjangan infrastruktur kesehatan, terutama akses vaksin harus bisa diatasi secara bersama demi mengantisipasi krisis kesehatan di masa depan.

Shinta pun menjelaskan, dalam WEF 2022 ini disepakati peluncuran Accord for a Healthier World yang didukung oleh Pfizer untuk menyediakan obat-obatan dan vaksin secara nirlaba ke 45 negara berpenghasilan rendah.

Selain itu ada juga MoU Platform for Health and Healthcare dengan Arab Saudi untuk gerakan kesehatan global yang value based dan people-centered.

Di pertengahan WEF 2022, B20 Indonesia menjadi tuan rumah forum bisnis dan investasi di Paviliun Indonesia untuk melibatkan CEO global yang ingin hadir di KTT B20 Indonesia.

Momentum ini digunakan untuk mempromosikan peluang investasi Indonesia juga, yang mencakup berbagai sektor seperti eco-tourism, energi terbarukan dan pembangunan ibu kota baru.

Selain itu, mewakili B20 Indonesia, Shinta Kamdani juga didapuk untuk berbicara mengenai Strategic Outlook on ASEAN.

Strategi tersebut menekankan pada kemajuan dan pencapaian ASEAN dalam upaya pulih dari pandemi dan menempatkan diri secara proporsional dalam situasi ketegangan geopolitik-geoekonomi yang semakin intens.

Baca Juga: Bikin Heboh! Vladimir Putin Berniat Hadir di KTT G20 Bali, Jokowi Bimbang?

Bukan hanya itu saja, Shinta dan Menteri Perdagangan Indonesia Muhammad Lutfi bersama menteri perekonomian dari berbagai negara juga diundang untuk berbagi pemikiran tentang kemitraan ekonomi antara Asia Pasifik dan Amerika Latin.

Kedua kawasan tersebut menjadi sangat strategis dalam tata kelola rantai pasok dan mengintensifkan kerjasamanya.

"Dalam setiap sesi forum, saya membagikan bagaimana kolaborasi publik-swasta di Indonesia yang terus semakin erat dan dapat bekerja sama dalam memanfaatkan perubahan dan inovasi sistemik," tegas Shinta.

Hal ini bertujuan untuk memperbaiki isu prioritas pada bidang kesehatan, politik, dan ekonomi.

B20 Indonesia juga siap menjadi platform yang tepat bagi para pemimpin bisnis dunia untuk berkolaborasi untuk bangkit bekerja bersama.

Para pemimpin bisnis itu bisa melakukan pemulihan ekonomi dan kesehatan global pasca pandemi agar bisa mewujudkan tata dunia yang lebih kuat, adil dan inklusif.

Selain G20-B20 Indonesia yang menjadi perhatian, ada fokus lain yang menarik perhatian juga.

Salah satu hal yang menjadi fokus perhatian dalam forum itu, soal krisis Rusia-Ukraina yang semakin memperburuk keadaan ekonomi global karena berimbas pada stabilitas pangan, energi dan sektor keuangan.

Para pemimpin bisnis dunia juga menekankan pada pentingnya nilai-nilai kemanusiaan terkait dampak dari perang kedua negara tersebut.

Dalam kesempatan WEF 2022, Shinta Kamdani juga mengundang kalangan bisnis untuk hadir bersama-sama di KTT B20 Indonesia di Bali November mendatang. (*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya