Kehidupan Elon Musk Terancam Akibat Dukung Penuh Ukraina, Bisa Saja Terkena Racun Mematikan!

Selasa, 10 Mei 2022 | 18:02

Ilustrasi Elon Musk vs Vladimir Putin

Nextren.com - Dunia tahu bahwa sejak awal orang terkaya dunia dan CEO Tesla Elon Musk terang-terangan mendukung Ukraina melawan agresi Rusia.

Ternyata hal itu telah membuat nyawanya dalam bahaya. Hal itu tersirat dari kabar bahwa Elon Musk telah mendapat kritikan dari loyalis Presiden Rusia Vladimir Putin yang memanggilnya dengan nama.

Kritikan tersebut kini telah menjadi ancaman bagi kehidupan Elon Musk.

Postingan Elon Musk di akun Twitternya menunjukkan ancaman itu, lewat pesan dari Dmitry Rogozin, Kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos.

"@Rogozin mengirim ini ke media Rusia," tulis Musk di Twitter pada 8 Mei seperti dikutip dari TheSreet, Senin (9/5).

Baca Juga: Komandan Nuklir AS Peringatkan Kengerian Senjata Nuklir China dan Rusia, Jangan Lengah!

Musk lalu memposting tangkapan layar teks dalam bahasa Rusia, yang akan dikirim Rogozin ke pers Rusia.

Ternyata isi teks tersebut berisi ancaman terhadap kehidupan Musk.

Isi tulisan Rogozin tersebut berbunyi bahwa dari kesaksian kepala staf Brigade Marinir ke-36 Angkatan Bersenjata Ukraina yang ditangkap, Kolonel Dmitry Kormyankov, maka bisa disimpulkan bahwa peralatan pelanggan berbasis darat dari perusahaan satelit Starlink Elon Musk dikirim ke militan Nazi.

"Batalyon Azov dan Marinir Angkatan Bersenjata Ukraina ke Mariupol dengan helikopter militer," tulis Rogozin.

"Menurut informasi kami, pengiriman dan pengiriman kotak PO ke Angkatan Bersenjata Ukraina untuk menerima dan mentransmisikan Internet dari Starlink dilakukan oleh Pentagon," tulis Rogozin.

Maka Rogozin menyimpulkan bahwa Elon Musk dianggap terlibat dalam penyediaan pasukan fasis di Ukraina dengan komunikasi militer.

Seperti pernah diucapkan Putin, negara atau organisasi yang mendukung Ukraina menjadi target sah Rusia untuk diserang.

Dalam sejarahnya, serangan Rusia yang menargetkan seseorang bisaberoperasi di negara mana saja lewat jaringan intelijen.

Salah satunya adalah Alexander Litvinenko yang diracun tahun 2016, mantan mata-mata Rusia dan pengkritik Presiden Vladimir Putin yang kemudian bekerja untuk intelijen Inggris, MI6.

Litvinenko kemudian meninggal diracun dengan memasukkan isotop radioaktif polonium-210 ke dalam tehnya di Inggris.

Baca Juga: Rusia Pamer Torpedo Nuklir 'Poseidon': Bisa Picu Tsunami 500 Meter Hingga Radiasi Mematikan

Saat awal invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari, Elon Musk menjadi CEO pertama sebuah perusahaan multinasional yang mendukung Ukraina.

Dengan terang-terangan Elon memilih Kyiv, dan juga mengirim terminal Starlink, sebuah layanan koneksi internet satelit dari perusahaan antariksa SpaceX, ke Ukraina.

Lewat Starlink, warga Ukraina bisa mengakses internet secara independen, juga membuat Ukraina bisa tetap berhubungan dengan dunia luar.

Starlink terutama digunakan di wilayah yang dibom oleh Rusia dan daerah terpencil.

Layanan StarLink juga membantu Ukraina dalam perang komunikasi melawan Moskow.

Bahkan saat itu, Musk juga menantang Presiden Putin untuk berduel dengannya untuk mengakhiri perang ini.

Editor : Wahyu Subyanto