Tak Terima Disamakan Nazi, China Semprot Menteri Pertahanan Australia

Kamis, 28 April 2022 | 13:30
TFI Global News

Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison

Nextren.com -Pekan ini, hubungan antara China dan Australia kian memanas.

Pasalnya, 2 negara besar di kawasan Asia-Pasifik ini saling serang melalui pernyataan pedas petinggi pemerintahan.

25 April lalu, Menteri Pertahanan Australia Petet Dutton memulai perseteruan dengan menyamakan China seperti Nazi Jerman.

Peter Dutton mengatakan hal tersebut dalam sebuah acara interview di televisi Australia untuk perayaan hari ANZAC.

"Perkembangan ambisi China dewasa ini dapat kita bandingkan dengan ambisi Nazi Jerman pada 1930-an," ujar Peter Dutton seperti dilansir dariThe Sydney Morning Herald.

Alex Ellinghausen/SMH
Alex Ellinghausen

Menteri Pertahanan Australia, Peter Dutton

Baca Juga: AS Berencana Mendirikan NATO versi Asia, China Beri Peringatan Keras!

Pernyataan agresif Peter Duttonini menimbulkan reaksi keras dari China.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengutuk pernyataan Menteri Pertahanan Australia dan menegaskan bagaimana posisi China dalam sektor keamanan global.

Dilansir dari Republic World,Wang Wenbin mengatakan bahwa perkataan Peter Dutton merupakan pernyataan menjijikan yang dibuat oleh seorang Menteri Pertahanan Australia.

Baca Juga: AS Berencana Mendirikan NATO versi Asia, China Beri Peringatan Keras!

"Politisi individu membuat pernyataan gila untuk tujuan politik yang egois, mempromosikan perang, dan memfitnah China," ujar Wenbin.

Dalam sebuah pernyataan kepada media Rusia TASS, Wenbin mengatakan bahwa warga China serta seluruh dunia "sangat memahami (apa yang ada) di balik pernyataan menjijikan seperti itu," sambung Wenbin.

FMPRC
XW

Wang Wenbin

Wenbin juga menegaskan bahwa China sama sekali tak mendukung aksi bersenjata di Ukraina yang berjalan secara berlarut-larut.

China menekankan pentingnya mencegah konsekuensi negatif dari perang Rusia dan Ukraina.

Wenbin mengungkapkan bahwa perang Rusia dan Ukraina tak hanya mempengaruhi Eropa tetapi seluruh dunia karena kemungkinan berubah menjadi konflik yang lebih besar.

"Kami berharap semua pihak yang berkepentingan akan menunjukan ketenangan dan tak membiarkan ekskalasi konflik," ujar Wang Wenbin.

Baca Juga: China Klaim Wilayah Laut Natuna Utara Kaya yang Minyak, Kini Bungkam Setelah Indonesia Merapat ke Amerika

Perseteruan China dan Australia membuat iklim politik di Asia-Pasifik semakin memanas.

Meski telah berkomitmen untuk menghindari Perang Dunia 3, China tercatat telah membuat pakta pertahanan bersama Kepulauan Solomon di kawasan Pasifik.

Pakta pertahanan ini membuat AS dan Australia was-wasataskeamanan dan kedaulatan negara mereka.

Pasalnya, China diisukan akan mendirikan pangkalan militer di Solomon yang letaknya kurang dari 2.000Km dari pantai Australia.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto