AS Berencana Mendirikan NATO versi Asia, China Beri Peringatan Keras!

Rabu, 27 April 2022 | 11:38
Sydney Morning Herald

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden RRC Xi Jinping

Nextren.com -Situasi keamanan internasional di Asia kembali bergejolak karena perseteruan Amerika Serikat (AS) dan China.

China baru saja memberikan peringatan keras kepada AS tentang rencanya mendirikan NATO versi Asia.

Dilansir dari Newsweek, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengungkapkan peringatan tegas Presiden China Xi Jingping kepada AS.

"Kami dengan tegas menentang pembagian kawasan dngan apa yang disebut strategi 'Indo-Pasifik' dan menentang penyatuan 'NATO Asia'," ujar Wang Wenbin.

Peringatan tersebut bertujuan untuk menhambat upaya pimpinan AS dalam mengkonsolidasikan aliansi bilateral dan trilateralnya di Asia.

Baca Juga: China Klaim Wilayah Laut Natuna Utara Kaya yang Minyak, Kini Bungkam Setelah Indonesia Merapat ke Amerika

Pernyataan Wang Wenbin didasarkan apda proposal Xi Jinping untuk mempertahakan perdamaian global.

Proposal tersebut menekankan tatanan intenasional yang berpusat pada PBB, namun didorong oleh keinginan untuk memastikan agar tak ada kasus seperti krisis Ukraina terulang di Asia.

Hal tersebut menunjukan bahwa Xi Jinping tak menginginkan adanya aliansi pertahanan di kawasan Asia yang bekerja sama dengan AS dan negara Barat.

Baca Juga: China Akan Membuat Pesawat Penumpang Hipersonik Berkecepatan 7000 km per jam, Shanghai New York Cuma 2 Jam

Pemerintah China dengan tegas meyakini bahwa NATO yang dipimpin oleh AS layak disalahkan atas keputusan Rusia untuk menyerang Ukraina.

Keyakinan tersebut membuat China khawatir bahwa Barat dapat ikut campur tangan dalam mengganggu keamanan di kawasan Asia.

China nampak tak ingin AS dan negara Barat membawa pengaruh terlalu besar bagi negara-negara Asia.

Loyola Marymont University
Loyola Marymont University

Logo NATO

Baca Juga: China Lockdown, Pasokan iPhone, MacBook Pro dan iPad Air 5 Terganggu?

Saat ini, China berusaha untuk tak terlibat secara langsung dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

China secara aktif mendorong dialog perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Kendati demikian, China tetap menunjukan keberpihakannya kepada sekutu komunisnya, Rusia.

China senantiasa membenarkan klaim-klaim Rusia yang tak berdasarkan fakta di lapangan.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto