Tentara Rusia Dipaksa Gunakan Senjata Lawas Bekas Soviet, Pantesan Sulit Menang

Senin, 25 April 2022 | 12:30
Popular mechanis

Tank T-80 buatan Uni Soviet

Nextren.com -InvasiRusia ke Ukraina telah berlangsung selama lebih dari 2 bulan namun tak kunjung menunjukan tanda akan berakhir.

Rusia terlihat kesulitan dalam menuntaskan invasinya karena banyak faktor penting, mulai dari faktor sanksi ekonomi Barat hingga banyaknya bantuan artileri dan persenjataan yang diterima Ukraina.

Selain itu, militer Rusia juga disebut tak memiliki performa yang baik karena keterbatasan persenjataan modern setelah menjalani perang lebih dari 2 bulan.

Baca Juga: Rudal Hipersonik Sarmat Berjangkauan 35.000Km Segera Disebar, Mampu Lindungi Rusia Hingga 40 Tahun

Berdasarkan laporan terbaru dari Jerusalem Post, militer Rusia dipaksa untuk bergantung pada peralatan lawas buatan Uni Soviet dalam invasinya ke Ukraina.

Direktorat Intelijen Ukraina (GUR) mengklaim bahwa Rusia menggunakan senjata yang telah disimpan sejak tahun 1970-an.

GUR mengatakan bahwa sebagian besar peralatan era Soviet digunakan untuk menopang kemampuan artileri dan rudal Rusia.

Pada bulan April, ratusan senjata telah dikeluarkan dari gudang GRAU (Direktorat Rudal dan Artileri Utama Kementerian Pertahanan Rusia) untuk tujuan tersebut, termasuk pengerahan senjata anti-aircraft Msta-S, Hurricane MLRS, dll.

Baca Juga: Ironis! Jerman dan Prancis Diam-diam Kirimkan Senjata ke Rusia Sejak Lama

Penggunaan senjata lawas Soviet di Ukraina juga ditujukan untuk menebus kerugian besar yang dialami Rusia di Ukraina.

Per hari Minggu (24/4), Rusia telah keilangan 21.800 tentara dalam invasi yang masih terus berlangsung di Ukraina.

Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, Rusia kehilangan banyak peralatan militer seperti 191 Drone, 147 MLRS, 69 sistem pertahanan udara, 408 artileri, 873 tank, 154 helikopter, 179 pesawat, 2.238 kendaraaan lapis baja, 8 kapal, dan 1.557 lainnya.

Hal ini jelas memperberat biaya perang Rusia di Ukraina serta memperberat perekonomian negara tirai besi tersebut.

Baca Juga: Terungkap! Mata Uang Kripto dan Hacker Jadi Penyelamat Rusia dari Sanksi Berat AS dan NATO

Rusia Tak Bisa Impor Komponen Perang

Produksi senjata di Rusia cukup terganggu karena pabrik-pabrik senjata tak mendapat komponen yang lengkap.

GUR melaporkan bahwa pabrik senjata Rusia kerepotan untuk memproduksi Tank dan Kapal Perang karena kurangnya komponen asing.

Hingga saat ini, Rusia masih bergantung pada teknologipersenjataan dari Eropa untuk memproduksi Tank, Kapal Perang, dan artileri modern lainnya.

"Jelas bahwa kompleks industri militer Rusia tetap bergantung pada teknologi tinggi yang diimpor," tulis GUR seperti dilansir dari Jerusalem Post.

"Tanpa pasokan tersebut, Rusia tak dapat melanjutkan produksi senjata modern," tulis GUR.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto