Nextren.com -Korea Utaradilaporkan bakal melakukan ujicoba senjata nuklir terbarunya pekan depan.
Dilansir dari The Guardian, seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Korea Utara dapat berencana melakukan ujicoba senjata nuklir pertamanya dalam 5 tahun terakhir.
Ujicoba senjata nuklir ini disebut akan mempengaruhi politik internasional pasca meletusnya perang Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Internet Korea Utara Mati Akibat Hacker Amerika, Ada Dendam Pribadi?
Perwakilan khusus Korea Utara di AS, Sung Kim menyebutkan bahwa pemerintah AS meyakini bahwa Pyongyang akan menunjukan peningkatan kapasitas senjata nuklirnya pada 15 April mendatang.
Tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur tahunan untuk perayaan ulang tahun ke-110 kelahiran pendiri Korea Utara, Kim Il Sung.
"Kami khawatir sehubungan dengan peringatan yang akan datang, DRK mungkin tergoda untuk mengambil tindakan provokatif lainnya, ujar Sung Kim seperti dilansir dari The Guardian.
"Saya tak ingin berspekulasi terlalu banyak, tetapi saya pikir hal tersebut bisa menjadi peluncuran rudal lain dan bisa menjadi uji coba senjata nuklir lainnya," sambungnya.
Baca Juga: Finlandia Akan Jadi Target Rusia Selanjutnya Apabila Nekat Gabung NATO
Lantas, bagaimana dampak isu ujicoba senjata nuklir Korea Utara ini terhadap AS dan sekutunya? Simak penjelasan di halaman berikutnya.
Sung Kim mengatakan, ujicoba senjata nuklir Korea Utara berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas regional.
Ditambah lagi, PyongYang telah melakukan serangkaian uji coba rudal pasca perang Rusia dan Ukraina meletus.
"Merkea telah memulai serangkaian uji coba rudal yang baru-baru ini memuncak dalam setidaknya 3 peluncuran ICBM. Tindakan ini menimbulkan ancama serius bagi stabilitas regional," ujar Sung Kim.
Baca Juga: Gara-gara Candaan Korea Utara, Deddy Corbuzier Dikritik Pedas Warganet
Sung Kim sendiri telah mencoba untuk menjalin komunikasi dengan pemerintah Korea Utara.
Ia mengirimkan beberapa pesan publik dan privat kepada pemerintah Korea Utara tentangundangan untuk berdialog.
Sayangnya, Sung Kim tak menerima satupun balasan dari Pyongyang.
"Kita sama sekali tak menerima tanggapan dari Pyongyang yang mana hal ini sangat mengecewakan karena kami telah mengirimkan beberap pesan baik itu pesan publik dan privat untuk mengudang mereka dalam dialog tanpa syarat," ujar Sung Kim.
Baca Juga: Adu Rudal Hipersonik AS, Rusia dan Cina: Paling Cepat Rudal Cina 33 Ribu Km/jam
(*)