Sanksi Bertubi-tubi AS dan Sekutunya ke Rusia Tidak Mempan, Berkat Kecerdikan Putin

Rabu, 06 April 2022 | 21:15
SPUTNIK KREMLIN/MIKHAIL METZEL via AP

Presiden Rusia, Vladimir Putin. Mantan Pemimpin militer Inggris menyebut membunuh Putin harus dilakukan NATO

Nextren.com - Serangan Rusia ke Ukraina membuat Amerika Serikat dan negara sekutunya di NATO marah besar.

Sejak serangan Rusia ke Ukraina, AS dan negara-negara Barat menjatuhkan sanksi ke sektor ekonomi Rusia, baik perusahaan, pejabat dan individu, serta embargo bank.

Banyak perusahaan besar dari negara Barat berhenti beroperasi di Rusia atau menarik diri dari proyek investasi di Rusia.

Namun setelah sanksi dari semua penjuru dunia, ekonomi Rusia tidak ambruk juga.

Ternyata ketahanan ekonomi Rusia itu buah dari kecerdikan Presiden Vladmir Putin.

Baca Juga: NATO Mulai Pecah, PM Polandia Sebut Jerman Halangi Sanksi ke Rusia, Musuh Dalam Selimut?

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyebutkan saksi ekonomi dari banyak negara untuk Rusia ternyata tidak mempan.

Sebuah laporan berita TASS (Rusia), 2 April 2022, melaporkan tentang situasi Rusia setelah menerima sanksi dari Amerika dan negara lain di berbagai belahan dunia.

"Hingga saat ini, sanksi yang kami berikan kepada Rusia belum efektif," kata Morawiecki.

Indikator utama tercermin dalam nilai tukar mata uang Rusia, Rubel.

Setelah sanksi yang bertubi-tubi, nilai tukar Rubel bukannya turun tapi malah kembali nilai yang sama saat Rusia memulai serangannya ke Ukraina.

Artinya, tindakan AS dan negara NATO tidak berdampak seperti diinginkan para pemimpin Eropa.

Untuk itu Morawiecki meminta Eropa menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia.

Dia juga meminta sejumlah negara di Eropa untuk bersatu menindak tegas dan menyita aset luar negeri milik Rusia.

Bulan Maret lalu, setelah sanksi pada Rusia dijatuhkan, nilai mata uang Rubel anjlok ke 132 rubel per 1 dolar.

Baca Juga: Juru Bicara Kremlin: Terpojok Sanksi Negara Barat, Rusia Tidak Akan Pakai Senjata Nuklir?

Namun di akhir Maret, nilai Rubel menguat lagi ke 85 Rubel per 1 USD, mirip nilai mata uang saat sanksi ekonomi belum dijatuhkan.

Ternyata kini nilai mata uang Rubel telah pulih kembali setelah Bank Sentral Rusia mengumumkan sejumlah tindakan.

Apalagi setelah munculnya dekrit yang mengharuskan "negara-negara yang tidak bersahabat" untuk membayar gas dalam rubel. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto