Nextren.com -Invasi Rusia ke Ukrainaberlangsung hampir 1 bulan dan hingga kini masih belum ada tanda-tanda perdamaian.
Baru-baru ini, ketegangan antara Rusia dan negara-negara Barat terkait krisis Ukraina semakin meningkat.
Pemerintah Rusiamerasanegara-negara NATO menghalangi invasinya dengan pemberian bantuan senjata untuk tentara Ukraina.
Meski begitu, Rusia mengaku tak akan menempuh langkah ekstrim seperti menggunakan senjata nuklir untuk menaklukan Ukraina.
Baca Juga: Putin Minta Daftar Negara yang Beri Sanksi ke Rusia, Indonesia Masuk Daftar?
Dilansir dari CNN, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia hanya akan menggunakan nuklir jika eksistensinya terancam.
Pernyataan Peskov ini disampaikan kepada wartawan CNN Christiane Amanpur yang bertanya apakah Putin memiliki opsi penggunaan nuklir untuk menaklukan Ukraina atau tidak.
"Kami memiliki konsep keamanan dalam negeri, dan itu terbuka untuk publik. Anda dapat membaca semua alasan penggunaan senjata nuklir (di sana)," ujar Peskov seperti dilansir dari CNN (23/3).
"Jadi kalau it ancaman eksistensial bagi negara kita, maka (nuklir) bisa digunakan sesuai dengan konsep kita," ungkap Peskov.
Baca Juga: Joe Biden Tuding Rusia Eksplorasi Dunia Maya, Ada Serangan Digital Skala Besar
Saat ini, Rusia menjadi salah satu pemilik senjata nuklir terbanyak di dunia.
Dilansir dari BBC, Rusia mempunyai 5.997 senjata nuklir dan menjadi negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia.
Kepemilikan nuklir Rusia lebih banyak dibandingkan negara-negara NATO seperti Amerika Serikat (5.428), Perancis (290), dan Britania Raya (225).
Jumlah kepemilikan nuklir Rusia yang besar cukup mengkhawatirkan masyarakat dunia, apalagi Rusia saat ini terlibat perang terbuka dengan Ukraina.
Awal bulan ini, Putin telah menginstruksikan Menteri Pertahanan Rusia untuk mnyiagakanpenangkal nuklir.
Keputusan tersebut diambil untuk mengantisipasi ancaman penggunaan senjata nuklir oleh Ukraina dan negara Barat.
Baca Juga: Ini Alasan Putin Kuasai Pembangkit Nuklir di Ukraina, Inginkan Kekacauan?
(*)